Salah satu hal paling dasar yang harus dipahami oleh seorang investor sebelum membeli sebuah instrumen investasi adalah bahwa “Tidak ada instrumen investasi yang menawarkan keuntungan besar dengan risiko minimum”. Hal ini karena dalam dunia investasi, investasi apapun itu, tingkat keuntungan yang tinggi (high return), selalu beriringan dengan risiko tinggi (high risk). Mengapa demikian? Simak selengkapnya artikel “Penjelasan High Risk High Return” berikut ini:
Penjelasan High Risk High Return
High risk high return adalah hukum tidak resmi dalam dunia investasi yang berarti bahwa, semakin besar risiko (risk) sebuah instrumen investasi, maka semakin besar pula keuntungan (return) instrumen investasi tersebut. Sederhananya, ketika sebuah instrumen investasi memiliki risiko tinggi, maka emiten penerbit instrumen investasi tersebut tentu akan menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi pula untuk menarik investor.
Hukum ini berlaku untuk semua instrumen investasi, termasuk saham. Oleh karena itu, untuk memahami pentingnya hukum ini dalam investasi saham, Anda harus mengetahui risiko yang mengintai investasi pada produk keuangan yang satu ini. Risiko tersebut adalah:
- Capital loss : Saham adalah instrumen investasi dengan tingkat volatilitas atau perubahan harga yang tinggi. Oleh karena itu, apabila Anda tidak memilih saham dengan hati-hati, Anda bisa mengalami kondisi yang bernama capital loss. Capital loss adalah kondisi dimana Anda menjual saham dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga saat Anda membeli saham tersebut.n
- Risiko default aka emiten bangkrut : Ketika emiten penerbit sebuah saham bangkrut, pemegang saham biasa (common stock) adalah stakeholder terakhir yang berhak mengajukan klaim atas aset emiten tersebut, setelah investor obligasi dan investor saham preferen (preferred stock).n
- Risiko likuiditas : Risiko likuiditas adalah risiko terkait seberapa mudahnya sebuah saham dijual di pasar sekunder. Apabila sebuah saham diminati oleh banyak investor, tentu semakin mudah saham tersebut terjual (likuid). Sebaliknya, kalau saham tersebut tidak banyak diminati investor, maka bisa dikatakan kalau saham tersebut tidak likuid dan berpotensi menjadi saham nyangkut.n
- Risiko suspensi : Suspensi adalah pemberhentian perdagangan saham oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI bisa menerapkan hal ini apabila terdapat indikasi unusual market activity (UMA) dalam sebuah saham atau emiten terbukti melanggar peraturan bursa. Suspensi bisa berlaku selama 1 hari, 1 minggu tau bahkan bertahun-tahun tergantung dengan hasil peninjauan BEI. Selama masa suspensi, investor tidak akan bisa memperjualbelikan saham tersebut.n
- Risiko forced delisting : Ketika sanksi suspensi yang diterapkan oleh BEI kurang manjur untuk memperbaiki pelanggaran sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dipaksa untuk keluar dari bursa. Dan menjadi perusahaan private kembali Kondisi ini disebut dengan forced delisting.n
- Risiko pasar : Risiko pasar adalah risiko yang terjadi pada pasar saham dan tidak bisa diduga. Risiko ini termasuk perubahan suku bunga Bank Indonesia, kondisi sosial politik negeri ini, hingga pandemi.n
- Risiko ketidakpastian (uncertainty) : Akan ada banyak fenomena yang bisa terjadi dalam 10 tahun atau 15 tahun ke depan. Fenomena tersebut bisa jadi merugikan investor, tetapi bisa jadi menguntungkan. Oleh karena itu, instrumen investasi yang didesain untuk jangka panjang seperti saham cenderung menawarkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi.nnHal ini juga berlaku pada jangka waktu yang sangat pendek (menit, jam maupun harian). Fluktuasi harga saham dalam jangka waktu sangat pendek acap kali lebih susah diprediksi. Maka dari itu, investasi jangka pendek atau yang juga disebut dengan trader disarankan hanya dilakukan oleh investor-investor yang sudah berpengalaman.n
Apabila sebuah saham menawarkan imbal hasil (return) yang lebih tinggi kepada investor, itu artinya investor tersebut lebih rentan terkena 7 risiko diatas dan risiko lain yang bisa muncul. Misalnya, harga sebuah saham dalam 3 hari berturut-turut menembus auto reject atas (ARA), maka saham ini memiliki potensi lebih besar akan terkena suspensi.
Pentingnya High Risk High Return dalam Investasi Saham
1. Lebih berhati-hati dalam memilih saham
Manfaat utama dari dari memahami high risk high return dalam investasi saham adalah investor dapat memilih saham dengan hati-hati. Saham high risk artinya saham yang memiliki paparan risiko diatas yang lebih tinggi. Biasanya untuk menarik investor, saham ini dimanipulasi sedemikian rupa supaya tampak memberikan keuntungan yang lebih tinggi pula.
Misalnya, harga sebuah saham dalam 1 minggu terakhir terus mengalami kenaikan meskipun sudah mendapatkan suspensi sementara dari BEI selama 2 hari. Hal ini mengindikasikan kalau return saham tersebut sedang tinggi dan menggiurkan. Namun karena paham high risk high return, Anda memilih untuk memeriksa kondisi fundamental saham tersebut, mulai dari tingkat likuiditasnya, volatilitas harganya hingga kondisi keuangannya. Dengan demikian, Anda akan terhindar dari aksi pump and dump dari oknum trader tertentu dan terbebas dari membeli saham gorengan.
2. Manajemen risiko portofolio
Pemahaman high risk high return jug penting untuk menyusun portofolio investasi Anda. Sebagai investor, tentunya Anda ingin mendapatkan return yang maksimal dan risiko yang minimal. Maka dari itu, penting untuk memilih saham yang sesuai dalam portofolio, sehingga return yang Anda dapatkan bisa maksimal dan risiko yang harus Anda tanggung bisa diminimalisir.
Misalnya, Anda berencana membeli 4 saham dari sektor yang berbeda dalam 1 portofolio investasi. Jika 2 saham sudah termasuk growth stock, yang diperkirakan memiliki tingkat return diatas rata-rata, maka 2 sisanya harus berupa value stock yaitu saham yang dari segi fundamental sudah mapan, meskipun biasanya imbal hasil yang ditawarkan cenderung moderat, seperti saham blue chip.
Sebab seiring dengan tingkat imbal hasil yang tinggi (high return), paparan risiko growth stock kemungkinan juga akan tinggi (high risk), entah itu terkena suspensi, mendadak bisnisnya mandek dan lain sebagainya. Adanya value stock di sini berfungsi untuk meminimalisir tingkat kerugian dalam portofolio Anda ketika risiko tersebut benar-benar terjadi.
3. Investasi pada instrumen keuangan lain
Hal ini juga berlaku jika Anda tidak hanya berinvestasi di saham saja. Ketika Anda sudah berinvestasi di instrumen keuangan dengan risiko tinggi seperti saham, maka disarankan Anda juga memiliki investasi pada instrumen lain yang lebih rendah risiko meskipun keuntungannya juga lebih rendah, seperti reksa dana pasar uang (RDPU) maupun deposito.
Lalu apa saja instrumen investasi yang dikenal memiliki risiko tinggi? Selain saham, instrumen investasi yang dikenal berisiko tinggi adalah high yield bond atau obligasi dengan yield yang tinggi, foreign exchange (forex), cryptocurrency, dan investasi properti.nnSebagai kesimpulan, pemahaman konsep “High Risk High Return” sangat krusial dalam mengelola investasi saham. Investor perlu mewaspadai berbagai risiko yang mungkin timbul, seperti capital loss, risiko default, risiko likuiditas, risiko suspensi, risiko forced delisting, risiko pasar, dan risiko ketidakpastian. Dengan pemahaman ini, investor dapat lebih berhati-hati dalam memilih saham, melakukan manajemen risiko portofolio, dan bahkan diversifikasi ke instrumen keuangan lain yang memiliki tingkat risiko yang lebih rendah.
Sebagai tambahan, untuk memperdalam pemahaman dan pengelolaan investasi Anda, kami mengajak Anda untuk mengunduh aplikasi Alpha Investasi. Dengan bergabung di Alpha Investasi, Anda dapat mengakses berbagai informasi terkini tentang dunia investasi, analisis pasar, serta rekomendasi investasi yang dapat membantu Anda mengambil keputusan dengan lebih cerdas. Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan investasi Anda dan mendaftar di aplikasi Alpha Investasi sekarang juga. Investasikan masa depan finansial Anda dengan bijak!