Dalam dunia investasi, saham media menjadi salah satu sektor menarik yang patut diperhatikan, terutama bagi mereka yang ingin diversifikasi portofolio. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat beragam emiten media yang menawarkan peluang investasi menarik, meskipun kinerja masing-masing perusahaan dapat bervariasi.
Melihat tren dan dinamika pasar saat ini, penting untuk mengeksplorasi 14 daftar saham media yang terdaftar di BEI guna membantu investor memahami potensi dan tantangan yang dihadapi sektor ini, serta membuat keputusan investasi yang lebih cerdas.
Sektor Saham Media dan Prospeknya
Investasi di saham media menawarkan potensi keuntungan yang menarik. Sektor ini tidak hanya mencakup perusahaan penyiaran, tetapi juga platform digital, produksi konten, dan layanan streaming. Dengan meningkatnya permintaan akan konten berkualitas dan akses informasi yang cepat, banyak emiten media beradaptasi dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Ini menciptakan peluang investasi yang menarik bagi para investor.
Prospek saham media di Indonesia terlihat menjanjikan, meskipun terdapat tantangan yang harus dihadapi. Dengan semakin banyaknya platform digital yang bermunculan, perusahaan media harus beradaptasi dan mencari cara baru untuk menjangkau audiens. Namun, permintaan akan konten berkualitas tidak pernah surut, dan ini menjadi peluang bagi emiten media untuk terus berkembang.
Dalam menghadapi persaingan, perusahaan yang mampu berinovasi dan menyediakan konten yang relevan akan memiliki keuntungan kompetitif. Oleh karena itu, bagi investor yang tertarik pada saham media, penting untuk tetap mengikuti tren dan perkembangan di sektor ini.
Profil Saham Media Di Bursa Efek Indonesia
1. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)
PT Surya Citra Media Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang multimedia, termasuk penyiaran televisi melalui SCTV dan Indosiar, serta layanan berlangganan Nex Parabola. Didirikan pada tahun 1999, perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada 2002 setelah mengakuisisi PT Surya Citra Televisi. SCMA terus berkembang dengan mengakuisisi PT Indosiar Karya Mandiri pada 2013 dan memperluas usaha melalui sub-holding di bidang produksi konten. Hingga Q2 2024, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar IDR 1,57 triliun dengan laba bersih mencapai IDR 137,15 miliar. Saham SCMA dimiliki mayoritas oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk sebesar 71,18%, dengan sisa sahamnya dimiliki publik.
2. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
PT Media Nusantara Citra Tbk merupakan bagian dari MNC Group, adalah perusahaan yang bergerak di sektor media dengan empat saluran TV nasional, yaitu RCTI, MNCTV, GTV, dan Inews. Didirikan pada tahun 1997, MNCN juga memproduksi konten melalui rumah produksi dan manajemen bakat, serta mengembangkan aplikasi hiburan digital RCTI+. Pada Q2 2024, MNCN mencatatkan pendapatan sebesar IDR 2,02 triliun dengan laba bersih IDR 266,9 miliar. Saham MNCN sebagian besar dimiliki oleh PT Global Mediacom Tbk sebesar 52,67%, dengan kepemilikan publik sebesar 47,27%.
3. PT Net Visi Media Tbk (NETV)
PT Net Visi Media Tbk adalah perusahaan induk media yang bergerak di bidang penyiaran televisi, produksi konten, manajemen artis, dan media digital. Didirikan melalui saluran televisi nasional NET TV pada tahun 2013, perusahaan ini kemudian mengalihkan pengelolaan NET TV ke PT Net Media Digital pada tahun 2017. Selain itu, NETV memiliki anak perusahaan Kreatif Inti Korpora yang berfokus pada pembuatan program televisi. Pada Q2 2024, NETV mencatatkan pendapatan sebesar IDR 36,94 miliar dan laba bersih sebesar IDR 113,77 miliar. Pemegang saham utama perusahaan adalah PT Sinergi Lintas Media dengan kepemilikan sebesar 59,59%.
4. PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV)
PT MNC Vision Networks Tbk merupakan bagian dari PT Global Mediacom Tbk yang bergerak di sektor penyiaran berbayar, dengan layanan meliputi MNC Vision, K-Vision, MNC Play, Playbox, Vision+, dan Vision Pictures. Didirikan pada 27 Desember 2006 dengan nama PT Sumber Primautama, perusahaan ini melakukan penggabungan dengan PT Sky Vision Networks pada 2016 dan resmi menjadi PT MNC Vision Networks. Hingga Q2 2024, IPTV mencatatkan pendapatan sebesar IDR 502,31 miliar namun mengalami kerugian bersih sebesar IDR 47,25 miliar. Saham mayoritas perusahaan dimiliki oleh PT Global Mediacom Tbk sebesar 60,67%, dengan kepemilikan publik sebesar 39,27%.
5. PT Fortune Indonesia Tbk (FORU)
PT Fortune Indonesia Tbk adalah perusahaan yang menyediakan jasa komunikasi pemasaran, termasuk periklanan dan hubungan masyarakat, serta mulai menawarkan layanan pemasaran olahraga sejak 2011. Didirikan pada tahun 1970, FORU dikenal melalui iklan ikonik seperti Lingkaran Biru KB dan Dancow Instan. Perusahaan melakukan IPO pada Januari 2002 dan kini menjadi bagian dari PT Rajawali Corpora melalui PT Karya Citra Prima. Pada Q2 2024, FORU mencatatkan pendapatan sebesar IDR 10,49 miliar, namun mengalami kerugian bersih sebesar IDR 1,39 miliar. Saham mayoritas FORU dimiliki oleh PT Karya Citra Prima dengan kepemilikan sebesar 89,25%.
6. PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY)
PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) adalah penyedia layanan televisi berlangganan terbesar di Indonesia, yang sebelumnya dikenal dengan nama Indovision sebelum diakuisisi oleh Bhakti Investama pada tahun 2006 dan bergabung dengan MNC Group. Berdiri sejak 1988, perusahaan ini memiliki lebih dari 101 kantor cabang dan menjangkau wilayah terluas di Indonesia. Hingga Q2 2024, MSKY mencatatkan pendapatan sebesar IDR 178,64 miliar namun mengalami kerugian bersih sebesar IDR 60,49 miliar. Saham mayoritas perusahaan dikuasai oleh PT MNC Vision Networks Tbk dengan kepemilikan 91,90%, sementara sisanya dimiliki oleh publik.
7. PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH)
PT Era Media Sejahtera Tbk adalah perusahaan periklanan yang didirikan pada tahun 2021 di Jakarta, yang berperan sebagai agregator media dan pemilik media, bekerja sama dengan pengelola media di berbagai lokasi di Jawa. Perusahaan ini menyediakan layanan periklanan out-of-home (OOH) dan digital OOH, serta media transit, iklan digital, pemasaran key opinion leader (KOL), dan metamedia. Sejak IPO pada Mei 2023, DOOH mencatatkan pendapatan sebesar IDR 22,20 miliar dan laba bersih IDR 4,61 miliar pada Q2 2024. Mayoritas saham perusahaan dimiliki oleh PT Prambanan Investasi Sukses sebesar 68,97%, dengan sisa saham dimiliki oleh publik.
8. PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR)
PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk Didirikan pada 2021 dan meluncurkan fokus pada big data analytics, FUTR mencatatkan pendapatan Q2 2024 sebesar IDR 29,19 miliar dengan laba bersih IDR 721 juta. Kode saham FUTR dicatatkan di bursa efek sejak IPO pada 11 Februari 2016, dengan mayoritas saham dimiliki oleh PT Digital Futurama Global (51,22%).
9. PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI)
PT Mahaka Radio Integra Tbk Didirikan pada 2006, MARI mengelola delapan stasiun radio terkemuka dan mencatatkan pendapatan Q2 2024 sebesar IDR 22,36 miliar, meskipun mengalami kerugian bersih IDR 4,73 miliar. Kode saham MARI resmi dicatatkan di bursa efek sejak IPO pada 11 Februari 2016, dengan pemegang saham mayoritas adalah PT Beyond Media (40,35%).
10. PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO)
PT Tempo Inti Media Tbk Berdiri sejak 1971, TMPO awalnya menerbitkan majalah Tempo dan kini memiliki kapitalisasi pasar IDR 247,65 miliar dengan pendapatan Q2 2024 sebesar IDR 52,35 miliar, tetapi mengalami kerugian bersih IDR 860 juta. Kode saham TMPO dicatatkan di bursa efek sejak IPO pada 8 Januari 2001, dengan pemegang saham mayoritas termasuk PT Grafiti Pers (24,28%).
11. PT Mahaka Media Tbk (ABBA)
PT Mahaka Media Tbk Didirikan pada 1992, ABBA merupakan perusahaan penerbitan dan penyiaran yang fokus pada konten untuk komunitas Muslim, dengan pendapatan Q2 2024 mencapai IDR 38,05 miliar dan laba bersih IDR 7,17 miliar. Kode saham ABBA dicatatkan di bursa efek sejak IPO pada 3 April 2002, dengan saham mayoritas dimiliki oleh PT Beyond Media (40,47%).
12. PT Arkadia Digital Media Tbk (DIGI)
PT Arkadia Digital Media Tbk Didirikan pada 2014, DIGI mengelola berbagai platform media digital dan mencatat pendapatan Q2 2024 sebesar IDR 11,25 miliar dengan kerugian bersih IDR 1,07 miliar. Kode saham DIGI dicatatkan di bursa efek sejak IPO pada 18 September 2018, dengan mayoritas saham dimiliki oleh PT Harvest Capital International (30,73%).
13. PT Visi Media Asia Tbk (VIVA)
PT Visi Media Asia Tbk Didirikan pada 2004, VIVA merupakan perusahaan induk yang fokus pada konvergensi media terintegrasi dengan penghasilan Q2 2024 sebesar IDR 287,14 miliar, tetapi mengalami kerugian bersih IDR 374,90 miliar. Kode saham VIVA dicatatkan di bursa efek sejak IPO pada 21 November 2011.
14. PT Intermedia Capital Tbk (MDIA)
PT Intermedia Capital Tbk Didirikan pada 2008, MDIA merupakan anak perusahaan dari PT Visi Media Asia yang mengelola ANTV, dengan penghasilan Q2 2024 sebesar IDR 191,29 miliar dan kerugian bersih IDR 104,05 miliar. Kode saham MDIA resmi dicatatkan di bursa efek sejak IPO pada 11 April 2014.
Investasi Saham Media
Saham media merupakan sektor yang menawarkan potensi investasi yang menarik. Dengan memahami berbagai emiten dan prospek saham media ke depan, investor dapat membuat keputusan yang lebih cerdas. Melalui penelitian yang mendalam dan pemantauan pasar, Anda dapat menemukan saham media terbaik yang sesuai dengan tujuan investasi Anda.
Kunjungi AlphaInvestasi untuk membaca artikel lengkap seputar saham media dan peluang investasi lainnya. Untuk pengalaman investasi yang lebih mudah dan menyenangkan, gunakan aplikasi AlphaTrade yang menawarkan fee broker rendah, yaitu hanya 0,1% untuk pembelian dan 0,2% untuk penjualan. Dengan biaya yang terjangkau, Anda dapat mengoptimalkan potensi keuntungan dari investasi tanpa terbebani oleh biaya tinggi. Segera daftar dan mulailah perjalanan investasi Anda bersama AlphaInvestasi.