Alpha Investasi – Aplikasi Investasi Saham Terbaik untuk Pemula

Logo Alpha Investasi

Investor adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Memulai Investasi

Investor Adalah

Investor adalah individu atau entitas yang menanamkan modal atau sumber daya mereka dalam berbagai instrumen investasi dengan harapan memperoleh keuntungan di masa depan. Mereka berusaha mengembangkan aset yang mereka miliki melalui kegiatan ini, baik dalam bentuk uang, saham, obligasi, maupun properti. Dengan pemahaman yang baik mengenai berbagai jenis investasi dan profil risiko yang ada, seseorang dapat membuat keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan finansialnya.

Apa Itu Investor?

Investor adalah orang yang melakukan investasi, yaitu mengelola kegiatan atau aset yang mereka miliki saat ini untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Oleh sebab itu, mereka menanamkan modal dari harta mereka untuk meraih keuntungan di masa depan.

Kamu dapat melakukan kegiatan investasi dalam berbagai macam bentuk, selama tujuanmu adalah untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Misalnya, kamu memiliki tabungan senilai Rp20.000.000 untuk menempuh studi master degree dengan harapan akan membantu meningkatkan pengetahuan dan skill kerja kamu kedepannya. Ini artinya, kamu juga merupakan investor dalam arti sumber daya manusia. Investor dapat melakukan investasi secara langsung dengan mendirikan perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri.

Dalam hal ini, kita mengenal istilah Foreign Direct Investment (FDI) dan Domestic Direct Investment (DDI). Adapun kegiatan membeli saham dan berbagai surat berharga lain termasuk ke dalam investasi tidak langsung atau portfolio investment.

Apapun jenis kegiatan investasi yang kamu pilih, selama kamu menukarkan sesuatu untuk memperoleh keuntungan di masa depan, kamu dapat menyebut diri sebagai investor.

Baca juga: 6 Cara Investasi untuk Pemula

Jenis-Jenis Investor

Jenis-jenis investor dapat dibagi berdasarkan badan hukum dan profil risiko yang diantaranya adalah sebagai berikut.

Berdasarkan Badan Hukum

1. Investor Ritel

Memiliki arti bahwa investor tersebut dari kalangan individu, Jenis ini umumnya membeli sebuah instrumen investasi menggunakan uang pribadinya dan tidak bergerak atas nama perusahaan, sehingga modalnya relatif kecil.

Biasanya jenis ini menggunakan jasa perusahaan sekuritas penyedia jasa broker dealer untuk melayani proses transaksi mereka di bursa. Contoh dari jenis ini, seperti Warren Buffett dan Lo Kheng Hong.

2. Investor Institusi

Investor institusi adalah orang yang berinvestasi atas nama badan hukum (perusahaan), Ini bisa berasal dari berbagai perusahaan keuangan, seperti bank, perusahaan sekuritas, perusahaan manajemen aset, hingga perusahaan hedging.

Karena statusnya yang memutar dana perusahaan, maka umumnya modal yang dikeluarkan perusahaan ini juga cukup besar dibandingkan dengan investor ritel. Untuk contoh institusi, kamu bisa cek menu broker summary di aplikasi investasi kamu.

Berdasarkan Profil Risiko

Seorang investor harus mempertimbangkan profil risiko sebagai faktor penting sebelum memilih instrumen investasi, karena setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda. Berdasarkan profil risikonya, investor terbagi menjadi beberapa kategori.

1. Investor Konservatif

Investor konservatif adalah orang dengan tingkat risiko rendah. Jenis ini cenderung mementingkan keutuhan modal mereka dibandingkan dengan nominal keuntungan yang bisa diperoleh dalam jangka menengah maupun panjang.

Misalnya, seorang investor konservatif akan buru-buru menjual instrumen investasinya ketika harga instrumen tersebut menurun.

2. Investor Moderat

Investor moderat adalah jenis yang sudah lebih berani dibandingkan dengan konservatif, namun masih menghargai keutuhan modal yang mereka miliki.

Oleh sebab itu, investor jenis ini biasanya tidak akan mengambil instrumen investasi dengan tingkat risiko sangat tinggi, seperti forex atau cryptocurrency dan di sisi lain tetap memiliki instrumen investasi risiko rendah, seperti reksa dana atau deposito.

3. Investor Agresif

Investor agresif adalah orang yang berani mengambil risiko (risk taker) dengan iming-iming keuntungan besar di depan mata. Tidak jarang, jenis satu ini mengeluarkan modal besar dalam satu kali investasi.

Namun, kamu perlu ingat bahwasanya kamu tetap harus membekali diri dengan pengetahuan dan keahlian yang cukup untuk masuk ke dalam investor kategori ini dengan berhasil.

Baca juga: Simak Lebih Lengkap 3 Jenis Investor: Konservatif, Moderat & Agresif

Cara Menjadi Investor

1. Tentukan Tujuan dan Profil Risiko

Setiap instrumen investasi memiliki karakteristik dan potensi risiko masing-masing. Investasi aset crypto misalnya, lebih rawan terhadap volatilitas harga di pasaran.

Investasi pada aset crypto memiliki risiko yang relatif tinggi, sehingga sebelum menentukan instrumen investasi, setiap investor sebaiknya memahami tujuan investasi dan profil risiko masing-masing. Untuk menentukan profil risiko ini, beberapa aplikasi investasi menyediakan survey singkat untuk diisi ketika investor pertama kali menggunakan aplikasi tersebut.

2. Tentukan Instrumen Investasi

Setelah menentukan tujuan dan profil risiko, kini saatnya kamu menentukan instrumen investasi yang tepat. Untuk menentukan instrumen investasi ini, kamu harus “mengenal” terlebih dahulu pengertian dan karakteristik masing-masing instrumen investasi.

Misalnya, meskipun saham dan obligasi sama-sama merupakan surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, namun saham adalah surat bukti penyertaan modal, dan obligasi adalah surat kepemilikan utang.

3. Tentukan Pihak Ketiga yang Tepat

Sebagai investor, kamu perlu menentukan pihak ketiga yang akan membantumu dalam berinvestasi. Dalam konteks investasi saham, pihak ketiga tersebut terdiri dari perusahaan sekuritas yang menyediakan jasa broker-dealer dan aplikasi investasi. Saat memilih perusahaan sekuritas dan aplikasi ini, pastikan kamu memeriksa legalitas, latar belakang dan riwayat kerja perusahaan tersebut.

Lalu, cek juga kualitas aplikasinya untuk memastikan apakah fasilitas yang ada di dalam aplikasi tersebut cukup mendukung kamu untuk mendapatkan keuntungan di pasar saham atau tidak.

4. Tentukan Emiten yang Tepat

Emiten adalah perusahaan yang sahamnya diperjual belikan di BEI (Bursa Efek Indonesia). Per September 2022 ada sekitar 809 emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia. Kamu dapat memilih saham berdasarkan indeks.

Indeks merupakan daftar saham yang penyusunnya berdasarkan kategori tertentu. Di BEI terdapat 42 indeks, dan beberapa di antaranya mengacu pada syariah, serta ada yang berdasarkan kebiasaan membagikan dividen dan lain sebagainya.

Setelah itu, baru kamu dapat menganalisa lebih lanjut, seperti besaran kapitalisasi pasar (market capitalization), nilai indikator keuangan (misalnya, ROE atau ROA), potensi bisnis, kondisi riwayat harga saham, dan lain sebagainya.

Setelah tersaring tinggal beberapa perusahaan saja, maka kamu bisa memilih emiten yang pas sesuai kriteria dan anggaran investasi yang kamu miliki.

Baca juga: Daftar Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2023

Mengapa Menjadi Investor Saham?

Saham menjadi instrumen investasi paling terkenal saat ini karena dapat memberikan keuntungan yang melebihi tingkat inflasi. Selain tingkat keuntungan yang relatif tinggi, keunggulan serta keuntungan investasi saham antara lain:

  1. Para investor bisa memperoleh keuntungan dari dua sumber, yaitu capital gain (selisih antara harga jual dan harga beli) dan dividen (bagian keuntungan perusahaan yang perusahaan bagikan kepada investor).
  2. Investasi saham bersifat legal dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatur ketat praktik ini. Para pelaku pasar modal, mulai dari investor hingga emiten dan perusahaan sekuritas, harus mendaftar di kedua lembaga ini sebagai bukti kepatuhan mereka.
  3. Investasi saham cukup likuid. Artinya, para investor mudah memperjualbelikan saham, sehingga saat membutuhkan uang, mereka bisa menjual surat berharga ini kapan saja dan dari mana saja. Apalagi saat ini tersedia aplikasi investasi.
  4. Investor dapat memulai investasi saham dengan modal minim, karena jumlah minimal yang dapat dibeli adalah 1 lot (100 lembar), dan saat ini harga saham terendah di BEI adalah Rp50, sedangkan banyak saham lainnya dijual seharga Rp1.000 per lembar. Sebagai investor artinya kamu bisa membeli 1 lot saham hanya dengan uang Rp5000-Rp100.000.

Sebagai kesimpulan, investor adalah individu atau entitas yang berkomitmen untuk menanamkan modal demi mencapai tujuan finansial di masa depan. Dengan memahami berbagai jenis instrumen investasi, risiko yang terlibat, dan strategi yang tepat, seseorang dapat meraih keuntungan yang optimal. Keberanian dan pengetahuan dalam memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko menjadi kunci untuk sukses dalam dunia investasi. Melalui proses ini, setiap orang memiliki kesempatan untuk mengembangkan aset dan mewujudkan impian finansial mereka.

Kunjungi AlphaInvestasi untuk membaca artikel lengkap seputar saham media dan peluang investasi lainnya. Di sini, investor adalah individu yang dapat mengakses informasi dan sumber daya yang diperlukan untuk mengoptimalkan potensi keuntungan mereka. Untuk pengalaman investasi yang lebih mudah dan menyenangkan, gunakan aplikasi AlphaTrade yang menawarkan fee broker rendah, yaitu hanya 0,1% untuk pembelian dan 0,2% untuk penjualan. Dengan biaya yang terjangkau, kamu dapat mengembangkan aset tanpa terbebani oleh biaya tinggi. Segera daftar dan mulailah perjalanan investasi kamu bersama AlphaInvestasi.

Baca juga: Yuk Ketahui Cara Investasi Saham untuk Pemula

Scroll to Top