Saham adalah instrumen investasi yang memiliki tingkat volatilitas harga yang tinggi. Ini artinya, harga sebuah saham bisa saja sebesar Rp1.000 per lembar hari ini, namun esok hari bisa turun hingga Rp900 per lembar atau sebaliknya. Hal ini membuat saham menjadi instrumen investasi dengan risiko tinggi yang bisa menghasilkan keuntungan yang tinggi pula. Salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan tinggi tersebut adalah dengan membeli saham saat saham tersebut sedang rebound. Pahami apa itu rebound saham, contoh dan cara mendeteksinya dengan membaca artikel berikut ini:
Pengertian Rebound
Rebound adalah kondisi ketika harga saham yang awalnya mengalami tren penurunan harga (bearish) mulai memantul naik. Membeli saham di kala rebound ini dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar karena itu artinya, investor membeli saham dengan harga rendah dan bisa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi.
Misalnya, saham perusahaan A selama beberapa minggu terakhir mengalami penurunan harga hingga mencapai Rp1.500 per lembar dari yang awalnya Rp2.000 per lembar. Pada level harga Rp1.500 ini, saham perusahaan tersebut terlihat memantul naik. Jika Anda membeli saham ini pada harga ini dan menjualnya ketika harganya mencapai Rp1.800 saja, maka Anda sudah bisa mendapatkan keuntungan Rp300 per lembar.
Namun demikian, perlu diingat bahwasannya kenaikan yang terjadi setelah proses rebound ini belum tentu berlangsung dalam jangka panjang. Lama durasi rebound ini bisa bervariasi dari 1-3 hari atau lebih lama lagi tergantung dengan kuat atau lemahnya pergerakan pasar. Oleh karena itu, pastikan Anda mengamati pergerakan harga dengan teliti dan menggunakan aplikasi investasi saham yang dapat memantau pergerakan harga dengan cepat.
Penyebab Rebound
Rebound bisa terjadi ketika trend penjualan saham yang awalnya menguasai pasar mulai mereda sebelum harga saham tersebut menyentuh garis support karena trend pembelian mulai menggeliat. Seperti yang diketahui, bahwasanya dalam hukum permintaan dan penawaran, semakin banyak barang yang dijual, maka semakin turun pula harga barang tersebut.
Proses ini bisa terjadi karena investor yang berbondong-bondong menjual sahamnya karena takut merugi mulai ditahan oleh investor yang membeli saham tersebut karena masih merasa bahwa secara fundamental, saham tersebut masih memiliki potensi. Akibatnya, penurunan harga saham itu tidak sampai menyentuh garis support.
Contoh Rebound
Dalam contoh di atas, harga saham SMGR tampak mengalami tren penurunan dari akhir Februari hingga pertengahan Maret. Namun pada tanggal 19 Maret, harga saham perusahaan BUMN semen ini mulai naik lagi secara perlahan hingga puncaknya mencapai Rp5.925 per lembar pada tanggal 27 Maret 2024 sebelum kemudian turun kembali.
Hal ini menandakan bahwasanya ada trend penjualan saham SMGR yang cukup kuat pada awal Maret sebelum kemudian, bull atau pembeli menunjukkan ketahanannya dan mendorong harga saham Semen Gresik ini naik kembali sementara waktu.
Cara Mendeteksi Rebound Saham
Secara garis besar, tidak ada cara tertentu untuk mendeteksi kapan sebuah saham akan rebound. Namun, terdapat indikasi yang bisa muncul ketika Anda melakukan analisis fundamental dan teknikal pada saham tersebut.
1. Analisis fundamental
Pada analisis fundamental, rebound saham yang bagus bisa terjadi ketika penurunan harga saham tersebut tidak disebabkan oleh adanya masalah keuangan pada perusahaan penerbit saham tersebut dan atau adanya perkiraan kenaikan pendapatan dan laba perusahaan di masa depan.
2. Analisis teknis
Dalam mendeteksi rebound saham menggunakan analisis teknis, terdapat beberapa alat yang bisa Anda gunakan, yaitu:
- Candlestick. Salah satu manfaat utama candlestick adalah grafik ini dapat menunjukkan volume perdagangan saham, sekaligus harga pembukaan dan penutupan. Pola-pola candlestick juga juga dapat menunjukkan potensi adanya rebound atau bullish reversal, seperti pola three white soldiers dimana 3 candlestick berwarna hijau atau putih berbaris berturut-turut ke kanan dengan volume perdagangan yang lebih tinggi. Bisa juga munculnya candle doji berwarna hijau dan lain sebagainya.
- Garis support dan resisten. Garis batas bawah harga (support) dan batas atas harga (resistance) adalah dua garis yang sangat penting dalam mengidentifikasi saham yang akan atau sedang mengalami rebound. Garis ini dapat Anda buat dengan mudah dengan cara menarik garis trend antara titik harga terendah dalam suatu waktu dan harga tertinggi dalam suatu waktu. Namun apabila Anda ingin membuatnya lebih interaktif, Anda bisa menggunakan fibonacci retracement.
- Indikator teknis lainnya. Indikator teknis ini berfungsi untuk mengidentifikasi apakah tren penjualan sebuah saham diperkirakan akan segera berakhir atau masih akan berlanjut. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan indikator, seperti moving average (MA), bollinger band atau relative strength index (RSI).
Alih-alih digunakan satu per satu, Anda bisa menggunakan 3 alat di atas sekaligus. Sebab, masing-masing alat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pola candlestick tipe three white soldier misalnya, adalah lagging indicator yang baru muncul ketika rebound sudah terjadi. Untuk mengantisipasi rebound, sebaliknya, Anda wajib menggunakan support resistance dan berbagai indikator teknis.
Tips Memanfaatkan Momen Rebound Saham
1. Tidak FOMO
Salah satu hal penting dalam memanfaatkan momen rebound saham adalah tidak fear of missing out (FOMO). Sebab seperti yang telah disebutkan di atas, kenaikan harga kembali ini bisa jadi hanya berlangsung selama satu atau dua hari saja sebelum kemudian mengalami bearish reversal. Sebaliknya, tentukan target harga pembelian dan target harga penjualan, supaya Anda bisa menjual saham tidak terjebak pada saham gorengan.
2. Tunggu hingga true breakout
Ketika Anda memperkirakan sebuah saham akan mengalami rebound, pastikan Anda menunggu hingga terjadi true breakout. True breakout adalah kondisi ketika harga saham menembus garis resistance dengan volume yang meyakinkan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa rebound tersebut benar-benar terjadi.
3. Pilih saham dengan kondisi fundamental yang baik
Alih-alih hanya membeli sebuah saham hanya karena mengalami rebound, pastikan Anda memilih saham dengan kondisi fundamental yang baik. Kecuali jika Anda ingin membeli saham untuk trading, maka Anda harus mengamati pergerakan harga sebelum terjadi bearish reversal.
4. Gunakan aplikasi investasi saham yang bisa sat set
Untuk mendapatkan hasil investasi dari membeli saham rebound yang maksimal, Anda bisa menggunakan aplikasi Alpha Investasi. Selain tanpa minimum deposit dan aman diawasi oleh OJK, aplikasi Alpha Investasi juga dapat mengeksekusi order jual maupun beli dengan cepat, sehingga ketika Anda mengidentifikasi sebuah saham akan rebound, Anda bisa segera membeli saham tersebut dengan cepat tanpa ribet.