Alpha Investasi | Aplikasi Investasi Saham Terbaik untuk Pemula

Logo Alpha Investasi

Saham INDF: Profil, Harga dan Analisis

Logo Saham INDF

PT Indofood Sukses Makmur Tbk tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Perusahaan ini merupakan penguasa pangsa pasar mie instan di negeri ini dengan perkiraan pangsa pasar lebih yang tinggi. Oleh sebab itu, tentu sulit bagi pesaing untuk memecah pasar dari Indomie. Namun, Indofood tidak hanya Indomie. Perusahaan ini memiliki bisnis fast moving consumer goods (FMCG) dari hulu ke hilir. Simak pembahasan lengkapnya mengenai saham INDF dalam artikel berikut ini:

Profil Saham INDF

Perusahaan Saham INDF

PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Namun, pada dasarnya sejarah pembuatan mie perusahaan ini dapat ditelisik hingga tahun 1970-an, sebab PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd, sebuah anak usaha dari Jangkar Jati Group dan Salim Group memproduksi Indomie.

4 tahun setelah pendiriannya, perusahaan ini listing di Bursa Efek Indonesia (kala itu bernama Bursa Efek Jakarta) dan berganti nama menjadi  PT Indofood Sukses Makmur hingga saat ini, kemudian kode saham perusahaan ini adalah saham INDF.

Selain Indomie, INDF juga memproduksi merk mie lainnya, seperti Supermi, Sarimie dan Pop Mie. Tidak hanya itu, perusahaan ini juga memiliki lini bisnis yang menunjang produksi mie instan yaitu lini bisnis bumbu makanan dan tepung dengan brand Bogasari.

Selain itu, perusahaan ini juga memproduksi makanan dan minuman lain yang pastinya dapat Anda temukan dengan mudah di pasaran, seperti Chitato, air minum dalam kemasaran Club, hingga minyak goreng Bimoli dan Palmia.

INDF secara langsung maupun tidak langsung juga terafiliasi dengan perusahaan lain, seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP, perusahaan perkebunan kelapa sawit)  dan PT Indomarco Prismatama (Indomaret). Lini bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir serta afiliasi dengan perusahaan terkait seperti ini membuat INDF menjadi salah satu emiten FMCG terkemuka di Indonesia.

Harga Saham INDF Terkini

Harga Saham INDF

Per 28 Februari 2024, saham INDF dijual dengan harga Rp6.625/lembar atau Rp662.500/lot. Dibandingkan dengan nilai tertingginya dalam 1 tahun terakhir, saham INDF tercatat mengalami peningkatan sebesar 2,32% dari Rp6.475/lembar pada Februari 2023.

Namun apabila diperhatikan dalam time frame year to date (YTD), maka tampak bahwasanya pada awal tahun 2024 ini saham INDF sedang mengalami fase sideways dimana harga tidak beranjak dari kisaran Rp6.300-Rp6.450/lembar.

Namun demikian, menurut hasil evaluasi mayor indeks di BEI, saham INDF masih merupakan  konstituen dua indeks terkemuka, yaitu IDX30 dan LQ45. Ini artinya adalah saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi, kondisi fundamental yang baik serta memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Tiga indikator ini secara langsung juga menunjukkan kalau saham INDF merupakan salah satu saham blue chip di pasar modal Indonesia. 

Analisis Fundamental Saham INDF

Secara garis besar, kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk hingga triwulan ketiga tahun 2023 cukup baik. Perusahaan ini berhasil meningkatkan pendapatan dan laba komprehensif masing-masing sebesar 3,8% dan  14,8%.

Alih-alih oleh kegiatan operasional, peningkatan laba perusahaan ini lebih disebabkan oleh peningkatan pendapatan keuangan dan penurunan beban keuangan perusahaan. Dalam hal ini, INDF mendapatkan laba bersih dari selisih nilai tukar dari aktivitas pendanaan dan pendapatan bunga.

Adapun dari kesehatan keuangan, porsi utang dan ekuitas dalam pembiayaan operasional perusahaan ini relatif seimbang dengan porsi utang terhadap aset pada tahun 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 47.37% dan 48.11%. Apabila ditelisik lebih lanjut, liabilitas perusahaan ini didominasi oleh liabilitas jangka panjang, khususnya obligasi dengan jatuh tempo lebih dari 1 tahun.

Dengan nilai earning per share (EPS) sebesar Rp807/lembar, nilai price to earning ratio perusahaan ini hanya berkisar pada angka 8. Nilai ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan beberapa perusahaan FMCG lain, seperti Unilever dan Mayora yang berada di atas angka 20. Ini artinya, nilai intrinsik INDF (diwakili dengan nilai EPS) dengan nilai nominalnya (harga saham), kurang lebih sesuai atau tidak undervalue atau overvalue. Namun demikian, angka EPS saja tidak cukup untuk menilai nilai intrinsik suatu perusahaan, sehingga Anda disarankan tetap melakukan analisis secara mandiri.

Prospek Saham INDF

Dalam memperkirakan prospek saham INDF di masa depan, terdapat beberapa faktor yang perlu Anda perhatikan, yaitu:

  1. Harga gandum dunia : Gandum adalah bahan baku sebagian besar produk INDF, mulai dari mie hingga tepung. Meskipun beberapa wilayah di Indonesia sudah bisa melakukan budidaya gandum, namun umumnya tanaman ini didapatkan oleh produsen dengan cara impor, sehingga naik turunnya harga gandum dunia tetap akan mempengaruhi struktur biaya perusahaan ini.n
  2. Harga minyak kelapa sawit (CPO) dunia : Seperti yang telah disebutkan di atas bahwasanya salah satu komoditas yang dijual oleh perusahaan ini adalah minyak goreng melalui anak perusahaannya, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Minyak goreng dan produk sawit lainnya tidak hanya dijual di Indonesia, melainkan juga diekspor ke negara lain di seluruh dunia. Maka dari itu, tinggi rendahnya harga CPO di pasaran dunia akan mempengaruhi pendapatan dan laba INDF. Sama seperti harga gandum, harga CPO di pasaran dunia juga turun dari sekitar 4.325 ringgit per ton menjadi  3.809 ringgit/ton.n
  3. Nilai tukar rupiah terhadap dolar : Sebagai risiko impor dan ekspor bahan baku maupun produk jadi, maka saham INDF juga terpapar risiko perubahan nilai kurs rupiah terhadap dolar. Ditengah trend pelemahan nilai tukar rupiah selama beberapa tahun terakhir ini, membuat biaya impor yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan ini menjadi lebih tinggi.n
  4. Daya beli masyarakat Indonesia : Kemampuan masyarakat Indonesia untuk membeli barang dan jasa tentunya juga mempengaruhi prospek pendapatan INDF dalam satu tahun ke depan. Dalam faktor daya beli ini, terdapat beberapa faktor ekonomi lain, seperti tingkat inflasi, kenaikan gaji masyarakat, pertumbuhan ekonomi hingga pengaruh pemilu terhadap penguatan daya beli.

Sebagai saham blue chip, saham INDF adalah saham yang cocok untuk dibeli oleh para pemula karena fluktuasi harganya yang tidak terlalu tajam. Ditambah dengan nilai P/E ratio yang tidak mahal, saham ini cocok untuk investasi jangka panjang tanpa perlu khawatir.

Dapatkan saham INDF dan berbagai saham FMCG lainnya dengan cepat dan mudah di aplikasi Alpha Investasi. Alpha Investasi membuat keuntungan saham ada di tangan Anda.

Scroll to Top