Mengatur keuangan rumah tangga merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap pasangan. Saat memasuki kehidupan berumah tangga, baik suami maupun istri perlu beradaptasi dengan perubahan, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. Pengeluaran rumah tangga cenderung meningkat dibandingkan saat masih lajang, sehingga memahami cara mengatur keuangan rumah tangga dengan baik menjadi kunci untuk mencapai stabilitas finansial. Berikut ini, Alpha Investasi akan memberikan tips lengkap mengenai pengelolaan keuangan rumah tangga yang efektif.
7 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga
1. Buat Rekening Bersama Pasangan
Terdapat beberapa tipe pasangan dalam mengatur keuangan rumah tangga secara umum. Pertama, suami bekerja dan istri menerima uang dalam bentuk uang belanja dan uang saku saja. Kedua, suami bekerja dan istri berhak mengelola seluruh pendapatan suami. Ketiga, suami dan istri sama-sama bekerja.
Baik tipe pertama, kedua maupun ketiga membutuhkan satu rekening bank yang bisa diakses baik oleh suami maupun istri. Rekening bersama ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan anak, serta goals bersama. Tujuannya adalah supaya kedua belah pihak bisa melakukan check and balance. Meskipun demikian, baik suami maupun istri masih memiliki fleksibilitas untuk memiliki rekening pribadinya masing-masing yang tidak diketahui satu sama lain. Khususnya apabila suami dan istri sama-sama bekerja.
2. Mengetahui Nominal Pendapatan dan Pengeluaran Pasangan
Suami dan istri sebaiknya saling mengetahui besaran pendapatan dan pengeluaran pasangan secara umum. Mengetahui nominal pendapatan dan pengeluaran bulanan pasangan secara umum dapat membantu untuk menyusun rencana pengeluaran dan potensi tabungan dengan tanpa mengabaikan kebutuhan dan keinginan masing-masing individu.
Perlu kamu ingat bahwasanya, meskipun suami berkewajiban untuk memberi nafkah istri, namun tidak berarti seluruh pendapatan suami bisa dikelola istri. Suami berhak untuk memiliki ruang individu untuk membeli keinginannya sendiri, dengan atau tanpa sepengetahuan istri. Sebelum menikah, sebaiknya kamu dan pasangan membahas mengenai otoritas individu dalam hal keuangan ini.
3. Mencatat Pemasukan dan Pengeluaran yang Menggunakan Rekening Bersama
Cara mengatur keuangan rumah tangga yang selanjutnya adalah dengan mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran yang berpengaruh terhadap sisa saldo di rekening bersama. Termasuk dari pengeluaran tersebut adalah cicilan untuk KPR, biaya program hamil dan lain sebagainya. Adapun pemasukan di sini tidak hanya sebatas gaji bulanan, tetapi juga nilai total aset.
Bagi pasangan yang baru menikah misalnya, salah satu cara mengatur keuangan pasangan yang baru menikah adalah dengan memasukkan seluruh nilai “amplopan” yang diperoleh dari tetangga atau saudara dan menggunakannya secara bijak.
Mengatur keuangan rumah tangga dengan rekening bersama seperti ini memungkinkan pasangan untuk melakukan pengawasan, sehingga ketika akhir bulan telah tiba, kamu dan pasanganmu bisa melakukan evaluasi keuangan bersama. Hasil evaluasi tersebut kemudian dapat digunakan untuk menentukan anggaran keuangan selanjutnya.
4. Menerapkan Metode 50-30-20
Menerapkan metode 50-30-20 adalah salah satu cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros. Metode ini artinya 50% pendapatan kamu akan berguna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, 30% untuk membayar cicilan (termasuk KPR), dan 20% untuk tabungan dan investasi.
Keputusan ekonomi dalam rumah tangga khususnya menyangkut dua komponen yang terakhir harus didiskusikan dengan baik dengan pasangan. Hal ini karena kedua komponen tersebut mau tidak mau akan mempengaruhi kondisi keuangan rumah tangga secara keseluruhan.
Baca juga: Cara Mengatur Keuangan Pribadi yang Mudah dan Tepat
5. Ambil Keputusan Keuangan Secara Bersama Setelah Diskusi
Diskusi dan komunikasi adalah salah satu hal fundamental dalam sebuah pernikahan. Untuk mengambil keputusan ekonomi, khususnya yang terkait dengan pengeluaran bersama, harus didiskusikan secara hati-hati, agar dapat mengatur keuangan rumah tangga kedepannya.
Tidak jarang, diskusi yang tidak selesai mengenai hal ini justru akan berdampak buruk bagi sebuah bahtera rumah tangga. Misalnya, seorang suami menggunakan uang pribadinya (dari rekening pribadi) untuk membantu ibu dan adik-adiknya memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pada dasarnya, keputusan seperti ini memang baik, namun tentu kurang pantas apabila kebutuhan anak dan istri sendiri terpaksa ditelantarkan. Keputusan seperti ini harus didiskusikan dengan baik kepada pasangan masing-masing.
6. Mengkonsumsi Barang dan Jasa Sesuai dengan Kemampuan
Salah satu tantangan menjadi orang dewasa adalah memisahkan mana kebutuhan dan mana keinginan. Dengan jumlah sumber daya (pendapatan dan waktu) yang terbatas, kamu harus memenuhi kebutuhan terlebih dahulu baru keinginan.
Banyak orang dewasa yang mengalami masalah keuangan karena tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan, sehingga pengeluaran mereka lebih dari pendapatannya. Misalnya, pendapatan bulananmu adalah sebesar Rp 12,000,000 per bulan.
Maka, maksimal total utang yang bisa kamu Ambil adalah sebesar Rp 4,000,000, termasuk utang KPR. Bank akan menolak permohonan KPR jika total cicilan yang harus kamu bayar setiap bulannya lebih dari Rp 4.000.000.
Banyak juga orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah elite demi meningkatkan privileged anak tersebut di masa depan dalam hal karir. Ini adalah ide bagus, namun sebaiknya hindari memaksakan diri jika kondisi keuangan tidak mencukupi. Alih-alih mempersiapkannya secara mendadak, sebaiknya kamu mempersiapkan hal ini dari jauh-jauh hari melalui investasi dan asuransi.
7. Siapkan dengan Investasi dan Asuransi
Investasi adalah kegiatan merelakan sumber daya yang dimiliki saat ini untuk keuntungan di masa depan, sementara asuransi adalah produk keuangan yang digunakan untuk berjaga-jaga. Baik Asuransi dan investasi dapat membantu mempersiapkan pendidikan si kecil sejak dini. Jika saat ini kamu belum memiliki anak atau anak kamu baru mau masuk sekolah 5 tahun atau 6 tahun ke depan, maka saham adalah instrumen yang cocok.
Saham juga dapat kamu gunakan untuk mempersiapkan biaya sekolah si kecil ketika mereka beranjak masuk universitas nanti, begitu pula dengan asuransi pendidikan. Lebih lanjut lagi, asuransi tidak hanya asuransi pendidikan, ada juga asuransi kesehatan seperti BPJS. Kesehatan yang dapat kamu siapkan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu kamu atau anggota keluargamu yang lain mengalami musibah.
Lalu, bagaimana cara berinvestasi atau membeli asuransi padahal pendapatan hanya sebesar Rp 4,000,000 atau bahkan satu juta rupiah saja. Cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 5 juta rupiah atau kurang tidak ada bedanya dengan ke-7 cara di atas. Saat ini, kamu bisa membeli produk asuransi maupun investasi hanya dengan Rp 100,000.
Tentunya, spesifikasi asuransi dengan nominal premi tersebut akan berbeda dengan spesifikasi produk asuransi yang memiliki premi lebih mahal. Begitu pun dengan saham, dengan uang Rp 100.000, kamu memang bisa membeli instrumen keuangan yang satu ini, tetapi jenis saham yang bisa kamu pilih tentunya akan lebih sedikit dibandingkan dengan jenis saham yang bisa dipilih dengan nominal modal yang lebih besar.
Kesimpulannya adalah, cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 5 juta atau lebih sama saja. Semuanya tetap perlu diskusi dengan pasangan, menerapkan metode penganggaran yang sesuai dan membuat keputusan ekonomi berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan.