ROA adalah salah satu indikator keuangan penting yang digunakan untuk menilai efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui nilai ROA, investor dapat memahami seberapa baik perusahaan dalam mengelola sumber dayanya. Semakin tinggi ROA, semakin baik perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menciptakan keuntungan.
Apa itu? Dan bagaimana rumus ROA? Apa saja kelebihan dan kekurangannya sebagai alat analisis?
Simak artikel ini lebih lanjut untuk menemukan jawabannya dan pelajari bagaimana ROA dapat membantu kamu dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih cerdas!
Apa Itu ROA (Return on Asset)?
ROA adalah singkatan dari return on asset, sebuah indikator keuangan yang membandingkan antara laba sebuah perusahan terhadap jumlah asetnya. Indikator ini menggambarkan seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya, sehingga aset tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang diharapkan.
Untuk memahami ROA, kamu harus tahu apa itu aset. Aset atau aktiva adalah sumber daya yang perusahaan gunakan dalam operasionalnya untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.
Aset bisa dibagi menjadi aset lancar atau mudah diuangkan, seperti uang tunai, piutang, perlengkapan dan aset tidak lancar atau aset tetap yang membutuhkan waktu untuk diuangkan, seperti gedung atau tanah.
Sederhananya, semakin tinggi nilai ROA berarti semakin tinggi juga kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan tanah, gedung dan aset-aset lain yang mereka miliki. Contoh ROA adalah sebagai berikut.
Misalnya, kita ingin membeli sebuah coffee shop. Ada 2 coffee shop yang bisa kita beli. Coffee shop A punya aset Rp100jt dan laba bersih perusahaan A setiap tahunnya Rp20jt. Coffee shop B punya aset Rp100jt juga, namun laba bersih setiap tahunnya Rp10jt. Pastinya kita akan membeli coffee shop A.
Sama seperti indikator keuangan lainnya, ROA yang ideal untuk sebuah industri bisa jadi berbeda dengan industri lainnya. Sebab masing-masing industri memiliki karakteristik keuangannya masing-masing.
Oleh sebab itu, pastikan kamu membandingkan nilai ROA perusahaan yang kamu incar dengan nilai ROA perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama ya.
Rumus ROA
Return on asset menjadi salah satu indikator keuangan yang paling banyak digunakan bukan tanpa alasan. Alasannya adalah karena rumus indikator keuangan ini cukup sederhana.
Rumus ROA adalah:
ROA = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Aset) X 100%
Karena nilai total aset ini bisa berubah dalam satu periode akuntansi, kamu juga bisa menggunakan rumus:
ROA = (Laba Bersih Setelah Pajak / Rata-Rata nilai Aset sebuah perusahaan dalam satu periode akuntansi) X 100%
Informasi mengenai laba bersih setelah pajak bisa kamu peroleh di laporan laba rugi perusahaan, sementara informasi mengenai total aset bisa diperoleh di laporan posisi keuangan konsolidasian.
Contoh Menghitung ROA
Contoh 1:
Sebuah perusahaan di bidang tekstil memiliki total aset sebesar Rp 1.500.000.000 (satu koma lima miliar rupiah) dan total laba bersih sebesar Rp 125.000.000 (seratus dua puluh lima juta rupiah). Maka, nilai ROA untuk perusahaan ini adalah sebesar:
ROA = (125,000,000 / 1,500,000,000 ) X 100% = 8,3%.
Contoh 2:
Perusahaan A, B dan C adalah dua perusahaan yang bergerak di bidang jasa travel. Kedua perusahaan ini pada tahun 2007 memiliki data sebagai berikut:
Meskipun memiliki laba bersih, dan rata-rata aset yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan A dan B, nilai ROA perusahaan C relatif lebih kecil. Hal ini karena nilai laba bersih perusahaan tersebut dibandingkan dengan nilai rata-rata asetnya lebih kecil dibandingkan dengan dua perusahaan lainnya. Ini artinya, perusahaan C masih harus memperbaiki efisiensi mereka dalam menggunakan aset.
Contoh 3:
Perusahaan D adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi. Selama tahun 2016-2020, perusahaan ini memiliki data keuangan sebagai berikut:
Dari data tersebut terlihat bahwasanya pendapatan 5 tahunan perusahaan D mengalami penurunan di tahun 2019 dan 2020. Meskipun demikian, pada tahun 2020, nilai ROA perusahaan tersebut justru meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hal ini karena adanya perubahan persentase pajak dari yang awalnya 5% menjadi 0,25% dari pendapatan bersih dan karena meskipun pendapatannya menurun, aset perusahaan D tetap mengalami peningkatan rata-rata.
Baca juga: Cara Mengatur Keuangan Pribadi yang Mudah dan Tepat
Manfaat dan Kekurangan Menggunakan ROA
Manfaat utama ROA untuk investor adalah untuk menganalisis efisiensi kinerja perusahaan yang mereka inginkan dalam menggunakan asetnya.
Kekurangan yang pertama adalah, indikator ini belum memasukkan faktor inflasi. Bisa jadi nilai return on asset sebuah perusahaan naik dari waktu ke waktu karena adanya kenaikan harga, sehingga labanya pun meningkat. Akibatnya, data penghitungan yang dihasilkan menjadi bias.
Kekurangan yang kedua adalah ROA menghitung total aset terlepas dari sumber yang digunakan untuk memperoleh aset tersebut. Secara garis besar, sumber yang digunakan untuk memperoleh aset ada dua, yaitu modal investor dan pemilik alias ekuitas dan pinjaman atau utang (liabilitas).
Keuangan sebuah perusahaan tidak dapat dikatakan sehat apabila nilai return on asset (ROA) nya tinggi, tetapi sebagian besar dari aset perusahaan tersebut dibiayai dari utang (liabilitas), khususnya utang jangka pendek yang jatuh tempo kurang dari satu tahun. Jika utang ini jatuh tempo dan perusahaan tidak mampu membayarnya, perusahaan akan mengalami kebangkrutan.
Kekurangan lain dari indikator ini adalah ketidakmampuannya untuk membedakan antara aktivitas operasional dan non-operasional. ROA mencakup semua aset, termasuk aset non-operasional seperti bunga tabungan di bank.
Faktor non-operasional dapat mendistorsi pengukuran efisiensi aset, menjadikannya kurang berarti sebagai ukuran kinerja operasi. Misalnya, perusahaan dengan return on asset tinggi karena faktor non-operasi padahal bisnis intinya tidak menguntungkan. Oleh sebab itu, jangan gunakan metrik ini secara terpisah. Sertakan indikator keuangan lain untuk membuat hasil analisis kamu menjadi lebih solid.
Baca juga: Apa Itu ROE (Return on Equity)? Simak Pengertian, Cara & Rumus ROE
Return on Asset atau disingkat ROA adalah indikator penting dalam menilai efisiensi penggunaan aset perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan memahami cara menghitung dan menganalisisnya, kamu bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kinerja perusahaan yang kamu incar. Meski begitu, indikator ini sebaiknya digunakan bersama dengan metrik keuangan lainnya agar analisis lebih komprehensif.
Baca juga artikel menarik lainnya di Alpha Investasi untuk memperkaya wawasan kamu tentang strategi keuangan dan investasi!