Jika ada saham yang naik cukup banyak pada sepanjang akhir tahun 2023 – paruh awal tahun 2024 ini, maka saham TPIA adalah jawabannya. Saham yang diterbitkan oleh PT Chandra Asri Pacific ini naik sekitar 332,14% dalam waktu satu tahun saja. Menarik bukan? Tapi, apakah saham yang satu ini layak untuk dibeli? Simak selengkapnya berikut ini:
Profil Saham TPIA
PT Chandra Asri Pacific didirikan pada tahun 1989 oleh beberapa pengusaha Indonesia, seperti Prajogo Pangestu, Henry Pribadi, Bambang Trihatmodjo dan Peter F. Gontha dengan tujuan untuk mengembangkan industri petrokimia di Indonesia. Perusahaan ini kemudian merger dengan PT Tri Polyta Indonesia, sebuah perusahaan kimia lainnya, pada tahun 2011. Oleh karena itu, kode saham perusahaan ini adalah TPIA.
Perusahaan ini memproduksi bahan-bahan kimia, seperti Ethylene, Olefin, Butadiene dan masih banyak lainnya. Bahan-bahan ini kemudian dijual kepada perusahaan lainnya untuk membuat produk-produk industri, seperti karet sintetis untuk ban dan setir, pipa air, tas kresek dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak heran jika bisnis perusahaan ini penting untuk menunjang industri lain di Indonesia.
Selain masuk ke dalam konstituen indeks IDX Basic Material, TPIA juga termasuk kedalam IDX80 dan indeks MSCI, yaitu sebuah indeks yang diterbitkan oleh lembaga keuangan asal Amerika Serikat, Morgan Stanley Capital International.
Analisis Keuangan Saham TPIA
Meskipun harga sahamnya mengalami peningkatan pesat dalam jangka waktu Mei 2023- Mei 2024, namun kinerja keuangan perusahaan ini justru terbilang fluktuatif dalam 5 tahun terakhir. Sempat mengalami peningkatan pendapatan dan laba yang cukup tajam pada tahun 2021, Penjualan dan laba TPIA kembali merugi pada tahun 2022 dan 2023.
Pendapatan perusahaan ini dalam 3 tahun terakhir terus mengalami penurunan dari 2,58 miliar USD pada tahun 2021, 2,38 miliar USD pada tahun 2022 dan 2,16 miliar USD pada tahun 2023. Penurunan pendapatan ini juga diikuti dengan penurunan laba yang semula positif sebesar 151,9 juta USD pada tahun 2021, menjadi minus 149 juta USD pada tahun 2022 dan minus 33,58 juta USD pada tahun 2023.
Tidak jauh berbeda dari kinerjanya secara tahunan, apabila dilihat per kuartal, kinerja saham TPIA juga mengalami penurunan dalam 1 tahun terakhir. Pendapatan perusahaan ini turun dari 502 juta USD pada Maret 2023 menjadi 471 juta USD pada Maret 2024 dengan laba yang turun dari 8,57 juta USD menjadi rugi 33,13 juta USD pada periode yang sama.
Penurunan laba perusahaan hingga level rugi ini tak urung juga membuat indikator keuangan TPIA yang menggunakan laba (earning) sebagai pembanding juga turun. Indikator ini, seperti price to earning ratio (P/ER), atau earning per share (EPS).
Masuk ke laporan neraca perusahaan ini, jumlah utang perusahaan ini selalu nyaris sama dengan total ekuitasnya. Terakhir, pada Maret 2024, perusahaan ini mencatatkan US$ 2,41 miliar, sementara ekuitasnya bernilai sebesar US$ 2,96 miliar. Ini artinya, perbandingan antara utang dan ekuitas dalam membiayai kinerja perusahaan ini (debt to equity ratio) terbilang cukup tinggi, yaitu sekitar 43% total aset perusahaan ini dibiayai oleh utang.
Namun demikian, nilai indikator DER perusahaan ini lebih rendah dibandingkan tahun 2023 lalu. Selain itu, utang perusahaan ini didominasi oleh utang jangka panjang (tenor lebih dari 1 tahun) dengan perbandingan antara utang jangka pendek dan jangka panjang sebesar 1: 3. PT. Chandra Asri Pacific juga tercatat meningkatkan pengeluaran untuk investasi pada awal tahun 2024 ini.
Hal ini tidak lepas dari datangnya Electric Generating Public Company Limited (EGCO), sebuah perusahaan energi asal Thailand, yang berinvestasi di perusahaan ini pada awal Januari 2024 lalu. TPIA dan EGCO berencana untuk membangun pengembangan bisnis infrastruktur tahun ini.
Berita Saham TPIA Terbaru
Selain berita mengenai masuknya investor asing untuk mendukung perusahaan ini di Indonesia, pergerakan harga saham TPIA juga didorong adanya optimisme pasar mengenai penjualan produk kimia. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan penjualan selama 9 bulan tahun 2023 menjadi 1.608 KiloTon (KT) setelah sebelumnya mencapai 1.568 KT pada Januari-September 2022 lalu.
Tidak hanya itu, TPIA juga berencana berekspansi dengan membangun pabrik pabrik caustic soda and ethylene dichloride, dua bahan yang dibutuhkan dalam pengembangan electronic vehicle (EV). Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, kendaraan listrik merupakan salah satu target utama negara ini dalam rencana membangun ekonomi yang berkelanjutan.
PT Chandra Asri Pacific juga merupakan perusahaan yang terbilang rajin membayar dividen. Kecuali pada tahun 2020, perusahaan ini rutin membayar dividen setidaknya satu kali dalam satu tahun sejak tahun 2017. Terakhir, perusahaan ini membagikan dividen sebesar 5,5764 per lembar tau sebesar Rp550 per lot dengan ex-date tanggal 21 Mei 2024 lalu. Dividen ini diambil dari laba perusahaan ini pada tahun 2021.
Ini artinya, jika Anda membeli 1 lot saham ini pada Mei 2023 lalu dengan harga Rp2.100 per lembar, maka Anda sudah akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp698.000. Keuntungan ini nantinya masih akan dipotong oleh pajak dividen sebesar 20% dan tarif sekuritas.
Jangan biarkan keuntungan investasi Anda berkurang hanya karena fee sekuritas yang mahal! Gunakan aplikasi Alpha Investasi untuk keuntungan maksimal! Dengan tanpa minimum deposito, serta fee aplikasi yang terjangkau, Alpha Investasi cocok untuk investor pemula yang tertarik ke pasar saham. Download aplikasi ini sekarang juga dan dapatkan manfaatnya.