Tanggal 14 Februari nyaris selalu dirayakan sebagai hari valentine atau hari kasih sayang. Tidak hanya oleh masyarakat di luar negeri, tetapi juga masyarakat Indonesia. Selain bunga, berbagai produk olahan coklat juga menjadi kado untuk orang tersayang. Hal ini karena coklat dipandang sebagai ungkapan kasih sayang. Bentuk olahan coklat yang diberikan juga bermacam-macam, mulai dari coklat batangan, coklat wafer dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, tidak heran jika produsen produk ini akan mengalami peningkatan pembelian di kala valentine. Kenaikan harga produk ini secara teoritis akan membuat tren harga sahamnya naik. Alih-alih membeli produknya saja, kamu juga bisa membelikan kekasih kamu satu atau beberapa lot saham coklat di bawah ini sebagai kado valentine yang lain daripada yang lain.
Lantas, apa saja yang disebut dengan saham coklat tersebut? Simak selengkapnya berikut ini:
1. PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO)
PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) adalah perusahaan produsen coklat dari hulu ke hilir dengan merek Schoko. Meskipun hanya memiliki satu merek coklat, namun perusahaan ini menyajikan bahan ini ke dalam berbagai bentuk kemasan, mulai dari coklat bubuk, kakao bubuk dan berbagai olahan coklat untuk selai dan isian. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2006 dan listing di Bursa Efek Indonesia pada 20 Maret 2019. Meskipun baru berusia cukup muda, PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) mampu bekerja dengan baik. Hal ini disebabkan bahwasannya coklat Schoko, hasil perusahaan ini dapat diekspor ke berbagai negara di Asia, Eropa dan Amerika Serikat.
Apabila dilihat dari harga sahamnya, COCO terbilang memiliki pergerakan harga yang cukup stabil antara Rp174 sampai Rp274 per lembar sejak bulan Februari tahun 2021 lalu. Terlepas dari kinerja sahamnya, jumlah laba bersih perusahaan ini mengalami peningkatan laba bersih menjadi Rp 4,6 miliar rupiah pada September 2022 dibandingkan pada September 2021 yaitu Rp 4,1 miliar.
2. PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK)
PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk. (BTEK) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan sejak tahun 2001. Perusahaan ini baru memiliki lini bisnis tanaman kakao pada tahun 2016 setelah mengakuisisi mayoritas saham Golden Harvest Cocoa PTE. LTD.
Melalui anak perusahaannya inilah, BTEK hingga kini memiliki lini bisnis di bidang produksi coklat. Adapun mengenai produknya, produk dari perusahaan ini umumnya dibeli oleh perusahaan untuk bahan baku atau diekspor. Diantara produk tersebut adalah cocoa butter dan bubuk coklat. Dari segi saham, harga saham BTEK konsisten di harga 50 rupiah per lembar sejak November 2019 lalu.
3. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP)
PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) adalah anggota Salim Group yang bergerak di bidang agrikultur. Meskipun kakao merupakan salah satu tanaman yang diproduksi perusahaan ini, namun SIMP mayoritas memproduksi kelapa sawit dan berbagai produk olahannya.
Hal ini karena 83% lahan perusahaan ini atau sekitar 250.615 hektar merupakan lahan kelapa sawit, 5% selanjutnya untuk karet dan baru sisanya untuk kakao dan berbagai produk tanaman industri lainnya. Karena kapasitas bisnis yang lebih fokus pada sawit ini juga, SIMP kini hanya mengoperasikan 1 pabrik khusus coklat bernama PT Indoagri Daitocacao, yang dimilikinya bersama Daito.
Apabila dilihat dari segi keuangan, nominal pendapatan SIMP pada periode September 2021-September 2022 mengalami sedikit penurunan. Meskipun demikian, laba bersih perusahaan ini menunjukkan peningkatan dari Rp798.936 miliar menjadi Rp1.16 triliun. Hal ini diperkirakan karena kemampuan perusahaan mengefisienkan beberapa pos pengeluaran, seperti biaya distribusi dan penjualan serta beban keuangan.
4. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
Nama PT Mayora Indah Tbk tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Produk perusahaan FMCG ini bertebaran tidak hanya di supermarket, tetapi juga di toko kelontong di kota-kota besar hingga kota-kota kecil. PT Mayora Indah Tbk terkenal karena biskuit Roma dan permen Kopiko-nya.
Meskipun demikian, perusahaan ini juga memiliki lini produk coklat dengan berbagai variasi. Mulai dari wafer lapis coklat, seperti beng-beng, makanan ringan coklat Choki-Choki dan Better, hingga minuman rasa coklat Champion. Coklat yang digunakan untuk berbagai produk tersebut diperoleh PT. Mayora Indah dari berbagai perusahaan. Salah satunya adalah anak perusahaan ini sendiri yang bernama PT. Kakao Mas Gemilang yang berfokus pada pengolahan lemak dan minyak coklat.
Dengan lini bisnis yang solid ini, maka tidak heran jika perusahaan ini mencetak kinerja yang bagus seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia. Sepanjang September 2021-September 2022, Mayora membukukan pendapatan masing-masing sebesar 19 triliun dan 22 triliun rupiah. Adapun labanya meningkat dari 1 triliun lebih sedikit menjadi 1,11 triliun rupiah.
5. PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)
Sumber: Detik
Tidak hanya Mayora, perusahaan FMCG lain yang juga memiliki produk hasil olahan coklat adalah PT. Unilever Indonesia. Maklum, bahan makanan yang satu ini memang bisa diolah menjadi berbagai makanan lezat selain coklat batangan atau minuman. Hanya saja, produk UNVR yang memiliki basis coklat kuat hanyalah Es Krim Magnum.
Es krim yang satu ini menjanjikan manis dan lezatnya coklat Belgia yang tebal dipadu dengan dingin dan creamy lezatnya es krim. Variasi rasa yang dihadirkan juga berbagai macam, mulai dari double chocolate hingga white almond dan classic. Namun demikian, secara keuangan, nominal keuntungan yang dibukukan oleh UNVR sepanjang tahun 2022 sedikit menurun dibandingkan pada tahun 2021.
Per bulan Januari sampai Desember 2022, perusahaan ini membukukan laba senilai 5,5 triliun rupiah, sementara hingga Desember 2021, nilainya mencapai 5,7 triliun rupiah. Berbeda dengan coklat pada umumnya, konsumsi saham coklat di atas tidak akan habis dalam satu kali makan dan tidak akan menyebabkan obesitas. Sebaliknya, jika saham tersebut dikelola dengan baik, bisa jadi hasilnya akan menjadi modal pernikahan kamu dengan yang tersayang.
Benar, bukan?
Baca juga: Cara Beli Saham yang Ternyata Mudah Banget!
Disclaimer:
Informasi di atas kami buat melalui riset internal perusahaan yang mana belum tentu cocok bagi semua Investor, pembaca disarankan untuk melakukan penilaian terhadap diri sendiri mengenai analisa investasi yang cocok dengan profil resikonya terlebih dahulu.
Informasi ini juga bukan merupakan usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual-beli. Kami berharap kamu berinvestasi sesuai keputusan pribadi, dikarenakan investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi.
Baca Juga: Daftar Saham Blue Chip Terbaru 2023