Saham infrastruktur memainkan peranan penting dalam pengembangan ekonomi Indonesia, mengingat kebutuhan infrastruktur yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi. Sebagai bagian dari sektor yang strategis, investasi dalam saham infrastruktur tidak hanya menawarkan potensi keuntungan yang menarik, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di berbagai daerah. Dengan melihat tren yang ada, banyak investor mulai melirik saham infrastruktur sebagai pilihan investasi yang dapat memberikan stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang.
Sektor Saham Infrastruktur & Prospeknya
Sektor saham infrastruktur di Bursa Efek Indonesia menunjukkan prospek yang cerah, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di seluruh negeri. Program pembangunan yang ambisius, seperti pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas publik lainnya, menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang ini. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan akan layanan infrastruktur yang lebih baik semakin meningkat, membuka peluang bagi investor untuk meraih keuntungan dari pertumbuhan yang dihasilkan oleh saham infrastruktur.
Profil 10 Saham Infrastruktur Di Bursa Efek Indonesia
1. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), bagian dari Grup Barito Pacific, adalah perusahaan induk yang berfokus pada strategi jangka panjang untuk menyediakan energi yang lebih bersih dan emisi lebih rendah melalui operasi anak perusahaannya, Star Energy Geothermal Group. Dengan tiga aset panas bumi di Jawa Barat yang memiliki kapasitas total 886 MW, BREN menguasai 38% pangsa pasar energi panas bumi di Indonesia.
Perusahaan ini resmi melantai di bursa pada 9 Oktober 2023, dengan kapitalisasi pasar mencapai IDR 1.364,6 triliun dan total 133,7 miliar saham terdaftar. Pada tahun buku 2023, BREN membagikan dividen sebesar 2,03 IDR per lembar saham pada 28 Juni 2024, serta dividen interim sebesar 3,91 IDR per lembar saham pada 8 Desember 2023. Pada Q2 2024, perusahaan mencatatkan penghasilan sebesar 144,66 juta USD dengan keuntungan bersih mencapai 29,12 juta USD.
2. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) adalah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi dan jaringan, didirikan pada Juli 1965 untuk memisahkan industri pos dari industri telekomunikasi yang terus berkembang. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, terutama sejak era teknologi seluler pada tahun 1995, TLKM telah mengembangkan tiga domain bisnis digital utama: konektivitas digital, platform digital, dan layanan digital.
Saham TLKM resmi tercatat di bursa pada 14 November 1995, dengan kapitalisasi pasar sebesar IDR 296,2 triliun. Pada tahun buku 2023, TLKM membagikan dividen sebesar 178,50 IDR per lembar saham, yang dibayarkan pada 6 Juni 2024. Perusahaan juga mencatatkan penghasilan sebesar IDR 37,86 triliun dengan keuntungan bersih mencapai IDR 5,71 triliun pada Q2 2024.
3. PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT)
PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) merupakan hasil merger antara dua penyedia telekomunikasi terkemuka di Indonesia, yaitu Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri, yang terjadi pada tahun 2022. Perusahaan ini memulai perjalanannya pada tahun 1967 sebagai perusahaan penanaman modal asing yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional di Indonesia, dan sejak 2008, Ooredoo, perusahaan publik asal Qatar, menjadi pemegang saham utamanya. ISAT menawarkan layanan telepon ritel melalui merek-merek terkenal seperti IM3, 3, dan MPWR.
Saham ISAT terdaftar di bursa sejak 19 Oktober 1994, dengan kapitalisasi pasar mencapai IDR 86,07 triliun dan total 776,6 juta saham beredar. Pada tahun buku 2023, ISAT membagikan dividen final sebesar 268,40 IDR per lembar saham yang dibayarkan pada 21 Juni 2024. Pada Q2 2024, perusahaan mencatatkan penghasilan sebesar IDR 14,14 triliun dengan keuntungan bersih mencapai IDR 1,44 triliun.
4. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), atau dikenal sebagai Mitratel, adalah anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Didirikan pada tahun 1995 dengan nama PT Dayamitra Malindo dan diakuisisi oleh Telkom pada tahun 2004, Mitratel telah aktif dalam industri ini sejak tahun 2008. Perusahaan mengelola lebih dari 28.500 menara telekomunikasi di seluruh Indonesia, dengan semua operator seluler sebagai penyewa. Mitratel memiliki dua lini bisnis utama: penyewaan menara dan layanan terkait menara, termasuk solusi proyek, layanan terkelola, bisnis digital, fiberisasi menara, dan solusi infrastruktur tepi.
Saham MTEL terdaftar di bursa sejak 22 November 2021, dengan kapitalisasi pasar sebesar IDR 54,66 triliun dan total 82,9 miliar saham beredar. Pada tahun buku 2023, MTEL membagikan dividen final sebesar 18,27 IDR per lembar saham yang dibayarkan pada 3 Juli 2024. Pada Q2 2024, perusahaan mencatatkan penghasilan sebesar IDR 2,24 triliun dengan keuntungan bersih mencapai IDR 543,06 miliar.
5. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi energi panas bumi, dimulai pada tahun 1974 ketika Pertamina menemukan 70 situs panas bumi di Indonesia. Meskipun beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) telah beroperasi sejak 1996, perusahaan ini baru resmi berdiri pada tahun 2006. Saat ini, PGEO mengoperasikan 13 PLTP di seluruh Indonesia dengan total kapasitas 1.877 MW, menjadikannya salah satu penyedia energi yang lebih ramah lingkungan di negara ini.
Saham PGEO resmi melantai di bursa pada 24 Februari 2023, dengan kapitalisasi pasar mencapai IDR 48,76 triliun dan total 41,3 miliar saham terdaftar. Pada tahun buku 2023, PGEO membagikan dividen final sebesar 47,77 IDR per lembar saham, yang akan dibayarkan pada 28 Juni 2024. Pada Q2 2024, perusahaan mencatatkan penghasilan sebesar 100,45 juta USD dengan keuntungan bersih mencapai 48,76 juta USD.
6. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) adalah perusahaan induk dari Tower Bersama Group, yang dikenal sebagai salah satu penyedia menara independen terkemuka di Indonesia. Fokus utama perusahaan ini adalah penyewaan ruang untuk antena dan peralatan transmisi sinyal nirkabel di lokasi menara, dengan perjanjian sewa jangka panjang. Selain itu, TBIG juga menyediakan layanan untuk operator telekomunikasi di pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran di kota-kota besar melalui sistem antena terdistribusi (Distributed Antenna System/DAS). Perusahaan ini memiliki 10 anak perusahaan langsung dan 12 anak perusahaan tidak langsung.
Saham TBIG resmi melantai di bursa pada 26 Oktober 2010, dengan kapitalisasi pasar mencapai IDR 43,87 triliun dan total 4,5 miliar saham terdaftar. Pada tahun buku 2023, TBIG membagikan dividen final sebesar 30,20 IDR per lembar saham yang dibayarkan pada 3 Juli 2024, serta dividen interim sebesar 25,00 IDR per lembar saham pada 27 Desember 2023. Pada Q2 2024, perusahaan mencatatkan penghasilan sebesar IDR 1,71 triliun dengan keuntungan bersih mencapai IDR 380,96 miliar.
7. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) didirikan pada tahun 2008 di Kudus, Jawa Tengah, dengan fokus utama berinvestasi dalam perusahaan pengelola menara telekomunikasi dan menyewakannya kepada perusahaan komunikasi nirkabel. Investasi utama perusahaan adalah kepemilikan 99,99% di PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), yang memiliki dan mengoperasikan sekitar 21.639 lokasi menara telekomunikasi dengan lebih dari 40.456 penyewa di seluruh Indonesia.
Saham TOWR resmi terdaftar di bursa pada 8 Maret 2010, dengan kapitalisasi pasar mencapai IDR 41,58 triliun dan total 1 miliar saham beredar. Pada tahun buku 2023, TOWR membagikan dividen final sebesar 18,10 IDR per lembar saham yang dibayarkan pada 26 Juli 2024, serta dividen interim sebesar 6,00 IDR per lembar saham pada 22 Desember 2023. Pada Q1 2024, perusahaan mencatatkan penghasilan sebesar IDR 3,05 triliun dengan keuntungan bersih mencapai IDR 797,39 miliar.
8. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) didirikan pada 1 Maret 1978 oleh pemerintah Indonesia dengan fokus utama pada perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan jalan tol beserta fasilitasnya, termasuk tempat istirahat. Proyek pertama yang dijalankan oleh perusahaan ini adalah Jalan Tol Jogorawi yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi. Seiring waktu, Jasa Marga juga melibatkan pihak swasta dalam pembangunan jalan tol lainnya di Indonesia, seperti Jakarta-Cikampek, Semarang, Surabaya-Gempol, dan Belawan-Medan-Tj Morawa di Sumatera.
Saham JSMR resmi terdaftar di bursa pada 12 November 2007, dengan kapitalisasi pasar mencapai IDR 39,56 triliun dan total 6,8 miliar saham. Pada tahun buku 2023, Jasa Marga membagikan dividen final sebesar 37,86 IDR per lembar saham yang akan dibayarkan pada 7 Juni 2024, setelah sebelumnya membagikan dividen final sebesar 75,69 IDR pada 9 Juni 2023. Pada Q2 2024, perusahaan mencatatkan penghasilan sebesar IDR 7,03 triliun dengan keuntungan bersih mencapai IDR 1,76 triliun.
9. PT XL Axiata Tbk (EXCL)
PT XL Axiata Tbk (EXCL) didirikan pada tahun 1989 sebagai penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia, dengan peluncuran merek pertamanya, proXL, yang merupakan layanan telepon prabayar pada tahun 1998. Perusahaan ini mengalami akuisisi oleh TM Group pada tahun 2004, yang juga diikuti dengan perubahan logo dan merek. Pada tahun 2008, TM Group bergabung dengan Axiata Group Berhad dari Malaysia, memperkuat posisi EXCL di pasar. Saat ini, unit bisnis perusahaan terbagi menjadi tiga segmen utama, yaitu jaringan, korporasi, dan konsumen, yang melayani sekitar 56 juta pelanggan pada tahun 2021.
Saham EXCL resmi terdaftar di bursa pada 29 September 2005, dengan kapitalisasi pasar mencapai IDR 29,28 triliun dan total 7 miliar saham beredar. Untuk tahun buku 2023, EXCL mengumumkan dividen final sebesar 48,60 IDR per lembar saham yang akan dibayarkan pada 31 Mei 2024, setelah sebelumnya membagikan dividen final sebesar 42,00 IDR pada 31 Mei 2023. Pada Q2 2024, perusahaan mencatatkan penghasilan sebesar IDR 8,61 triliun dengan keuntungan bersih mencapai IDR 485,85 miliar.
10. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) adalah perusahaan telekomunikasi yang merupakan bagian dari Sinarmas Group, didirikan pada tahun 2002 dengan nama awal PT Mobile-8 Telecom Tbk oleh Bimantara Group. Perusahaan ini telah berkembang pesat dengan lebih dari 40.000 base transceiver station (BTS) 4G yang tersebar di 220 kota di seluruh Indonesia. Pada tahun 2009, Sinarmas Group mengambil alih kepemilikan perusahaan dan mengganti namanya menjadi Smartfren. Saat ini, Smartfren menawarkan berbagai layanan telekomunikasi, termasuk kartu SIM fisik dan elektronik.
Saham FREN resmi tercatat di bursa sejak 29 November 2006, dengan kapitalisasi pasar mencapai IDR 14,30 triliun dan total 19,5 miliar saham yang terdaftar. Pada periode Q2 2024, perusahaan mencatat penghasilan sebesar IDR 2,79 triliun, meskipun mengalami kerugian bersih sebesar IDR 220,36 miliar.
Daftar 70 Saham Infrastruktur Di BEI
- PT. Acset Indonusa Tbk. (ACST)
- PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI)
- PT. Aesler Grup Internasional Tbk. (RONY)
- PT. Arkora Hydro Tbk. (ARKO)
- PT. Asri Karya Lestari Tbk. (ASLI)
- PT. Bakrie Telecom Tbk. (BTEL)
- PT. Bali Towerindo Sentra Tbk. (BALI)
- PT. Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA)
- PT. Barito Renewables Energy Tbk. (BREN)
- PT. Berdikari Pondasi Perkasa Tbk. (BDKR)
- PT. Bukaka Teknik Utama Tbk. (BUKK)
- PT. Cardig Aero Services Tbk. (CASS)
- PT. Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT)
- PT. Cikarang Listrindo Tbk. (POWR)
- PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP)
- PT. Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL)
- PT. Djasa Ubersakti Tbk. (PTDU)
- PT. Fimperkasa Utama Tbk. (FIMP)
- PT. First Media Tbk. (KBLV)
- PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk. (GMFI)
- PT. Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk. (GHON)
- PT. Himalaya Energi Perkasa Tbk. (HADE)
- PT. ICTSI Jasa Prima Tbk. (KARW)
- PT. Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC)
- PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk. (IDPR)
- PT. Indosat Tbk. (ISAT)
- PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST)
- PT. Jasa Armada Indonesia Tbk. (IPCM)
- PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR)
- PT. Jasnita Telekomindo Tbk. (JAST)
- PT. Jaya Konstruksi Manggala Prata Tbk. (JKON)
- PT. Kencana Energi Lestari Tbk. (KEEN)
- PT. Ketrosden Triasmitra Tbk. (KETR)
- PT. Koka Indonesia Tbk. (KOKA)
- PT. Lancartama Sejati Tbk. (TAMA)
- PT. LCK Global Kedaton Tbk. (LCKM)
- PT. Leyand International Tbk. (LAPD)
- PT. Link Net Tbk. (LINK)
- PT. Maharaksa Biru Energi Tbk. (OASA)
- PT. Manggung Polahraya Tbk. (MANG)
- PT. Megapower Makmur Tbk. (MPOW)
- PT. Meta Epsi Tbk. (MTPS)
- PT. Mitra Pemuda Tbk. (MTRA)
- PT. Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA)
- PT. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. (DGIK)
- PT. Nusa Raya Cipta Tbk. (NRCA)
- PT. Nusantara Infrastructure Tbk. (META)
- PT. Nusantara Pelabuhan Handal Tbk. (PORT)
- PT. Paramita Bangun Sarana Tbk. (PBSA)
- PT. Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO)
- PT. PP (Persero) Tbk. (PTPP)
- PT. PP Presisi Tbk. (PPRE)
- PT. Pratama Widya Tbk. (PTPW)
- PT. Remala Abadi Tbk (DATA)
- PT. Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR)
- PT. Sinergi Inti Andalan Prima Tbk. (INET)
- PT. Smartfren Telecom Tbk. (FREN)
- PT. Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR)
- PT. Sumber Mas Konstruksi Tbk. (SMKM)
- PT. Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA)
- PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM)
- PT. Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA)
- PT. Total Bangun Persada Tbk. (TOTL)
- PT. Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS)
- PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG)
- PT. Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk. (GOLD)
- PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT)
- PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA)
- PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE)
- PT. XL Axiata Tbk. (EXCL)
Investasi Bersama Alphainvestasi
Dengan memahami dinamika pasar dan potensi yang ditawarkan oleh saham infrastruktur, investor memiliki kesempatan untuk meraih keuntungan dari sektor yang terus berkembang ini. Berinvestasi bersama AlphaInvestasi, Anda akan mendapatkan akses ke informasi terkini dan analisis mendalam mengenai peluang investasi di saham infrastruktur. Ini adalah langkah tepat untuk memaksimalkan potensi keuntungan sambil berkontribusi pada kemajuan infrastruktur di Indonesia.