Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, pasar perbankan syariah di Indonesia sangat besar. Berbeda dengan perbankan konvensional, perbankan syariah tidak menawarkan bunga, melainkan konsep tolong-menolong dengan bagi hasil. Pendanaan pada perbankan syariah juga terbatas pada proyek yang sesuai dengan hukum Islam dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah. Menurut data OJK, hingga Agustus 2022 terdapat 13 Bank Umum Syariah (BUS) dan 20 Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia. Salah satu yang terbesar dari segi aset dan kapitalisasi pasar adalah Bank Syariah Indonesia (BSI), yang sahamnya diperdagangkan dengan kode Saham BRIS.
Profil Saham BRIS
Sumber: Bank Syariah Indonesia
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) adalah Bank BUMN yang lahir dari merger dari 3 bank syariah BUMN lainnya, yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah. Merger ini dilakukan pada tanggal 1 Februari tahun 2021. Dari hasil merger ini, Bank Mandiri menjadi pemilik saham terbanyak dengan proporsi sebanyak 51,47%, BNI sebanyak 23,2% dan BRI sebanyak 15,38% adapun 9,9% sisanya baru dimiliki oleh publik.
Sedikit berbeda dengan perusahaan lainnya, kode saham BSI tidak mewakili nama perusahaan tersebut. Hal ini karena ketika tiga perusahaan di atas merger, PT Bank BRIsyariah Tbk sudah listing di BEI sejak tahun 2018, sehingga kode sahamnya mengikuti kode saham BRI syariah yaitu BRIS.
Baca juga: Saham BMRI (Bank Mandiri): Harga Saham, Profil & Analisis
Hampir mirip dengan layanan yang disediakan oleh bank lainnya, Bank Syariah Indonesia juga menyediakan layanan simpan pinjam. Hanya saja, layanan simpan pinjam tersebut didiversifikasi berdasarkan jenis akad atau kontraknya.
Misalnya, pinjaman dengan akad mudharabah yang berarti bank berhak mendapatkan bagi hasil modal yang telah mereka keluarkan, sementara pinjaman dengan akad ijarah muntahia bit tamlik berarti bank berhak atas uang sewa atas sebuah aset yang nantinya akan dimiliki oleh si peminjam.
Baca juga: Cara Investasi Saham untuk Pemula yang Mudah dan Tepat
Harga Saham BRIS
Sumber: Aplikasi Alpha
Per 21 Agustus 2023, ketika tulisan ini dibuat, saham BRIS dijual dengan harga Rp1.700 per lembar atau hanya sekitar Rp170.000 rupiah per lot. Meskipun bukan nilai tertinggi saham ini, tapi dengan harga ini BSI telah memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp68,2 triliun dan menjadi saham Bank Syariah dengan nilai market cap terbesar.
Sempat menyentuh harga tertingginya di angka Rp3.500 per lembar tepat sebelum merger, harga saham ini relatif terus mengalami penurunan. Puncaknya, saham BRIS dijual dengan harga dibawah Rp1.200 per lembar pada akhir tahun 2022 lalu. Namun pada paruh pertama tahun ini, saham BRIS relatif mengalami kenaikan secara konsisten meskipun sempat mengalami kontraksi akibat isu kebocoran data nasabah pada bulan Mei lalu.
Secara garis besar, tahun 2022 merupakan tahun yang baik bagi Bank Syariah Indonesia dan industri keuangan syariah pada umumnya. Pada tahun tersebut, dikutip dari Berita Satu pasar industri keuangan syariah tumbuh sebesar 10,69% dengan pangsa pasar perbankan syariah tumbuh di atas 7% secara YoY. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang hanya 6%.
Total aset BSI sendiri juga mengalami peningkatan dari Rp265 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp305 triliun pada tahun 2022. Jumlah aset BSI juga meningkat dari Desember 2022 ke Maret 2023 meskipun kurang signifikan. Jika pada akhir tahun 2022 aset perusahaan ini adalah sebesar Rp305 triliun, maka pada Maret 2023 nilainya berubah menjadi Rp373 triliun. Bagi industri perbankan, jumlah aset adalah hal yang penting karena bank dengan aset yang besar relatif memiliki risiko pailit yang lebih rendah.
Tidak hanya jumlah aset, pendapatan dan laba perusahaan ini juga mengalami peningkatan. Per Maret tahun 2022, BSI membukukan pendapatan dan laba masing-masing sebesar Rp4,7 triliun dan Rp987 miliar. Per Maret 2023 nilai ini naik menjadi Rp5,6 triliun dan Rp1,45 triliun.
Analisis Saham BRIS
Secara umum, potensi bisnis Bank Syariah Indonesia sangat besar, mengingat saat ini tidak semua masyarakat muslim di negeri ini menggunakan bank ini. Bahkan menurut beberapa analis, kinerja pembiayaan BRIS pada tahun ini diperkirakan akan naik hingga di atas 10%.
Hal ini ditambah dengan fakta bahwa BRI dan BNI secara perlahan-lahan akan menurunkan kepemilikannya atas bank ini, sehingga jumlah saham BRIS yang bisa dimiliki oleh publik juga meningkat. Pemerintah juga berharap bahwasanya sebagian saham perusahaan ini akan dibeli oleh bank skala internasional, sehingga operasional dan kinerja bisnis BRIS juga terstandarisasi secara global.
Namun demikian, pertumbuhan bisnis BRIS ini bukan tidak memiliki tantangan. Pertama, perusahaan ini harus memperbaiki keamanan data nasabah mereka, mengingat pada Mei 2023 lalu kebocoran data berakibat pada penurunan kepercayaan masyarakat terhadap bank ini.
Kedua, edukasi keuangan dan perbankan syariah di Indonesia masih kurang masif dan hanya terpusat di kota-kota besar saja. Dengan peta persaingan yang ketat dari perbankan konvensional, BSI harus bisa merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan pangsa pasar.
Baca juga: Contoh & Cara Analisis Fundamental Saham yang Tepat
Cara Beli Saham
Berikut ini cara membeli saham BRIS di aplikasi Alpha:
- Buka aplikasi Alpha atau daftar akun.
- Masukkan username dan password yang telah kamu daftarkan.
- Klik dan masukkan PIN.
- Buka menu portofolio dan cek apakah saldo RDN yang kamu miliki cukup untuk membeli saham kode BRIS ini.
- Jika sudah cukup, kamu bisa membuka menu order untuk membeli saham ini.
- Klik menu PIN di bagian kanan atas.
- Klik ok.
- Masukkan kode BRIS di bagian “Stock”.
- Pada menu harga, kamu bisa memasukkan level harga BRIS yang diinginkan.
- Masukkan jumlah lot saham BRIS yang kamu inginkan.
- Klik send.
- Klik submit.
Baca juga: Cara Beli Saham yang Mudah dan Tepat