Pergerakan harga saham tidak hanya dipengaruhi oleh supply and demand saham tersebut di bursa, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi sosial dan ekonomi negara tempat saham tersebut dijual. Pada pandemi covid19 tahun 2020 lalu misalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh angka terendahnya dalam 5 tahun terakhir yaitu 4.194 pada 20 Maret 2020.
Tidak hanya pandemi, faktor sosial ekonomi yang juga mempengaruhi pasar saham adalah Pemilihan Umum (Pemilu). Ketahui dampak pemilu 2024 pada pasar saham dengan membaca artikel berikut ini:
Pemilu 2024 dan Investasi Saham
Perubahan pemimpin dan tata kelola di sebuah negara dapat mengubah haluan ekonomi negara tersebut. Misalnya, Presiden A menggenjot pembangunan infrastruktur, maka saham sektor infrastruktur bisa diuntungkan. Lalu, Presiden A digantikan oleh Presiden B yang menggenjot transformasi digital, maka saham perusahaan yang memiliki bisnis terkait dengan transformasi digital akan diuntungkan.
Maka dari itu, tidak heran jika menjelang Pemilu 2024, umumnya investor akan menunggu dan mengamati perubahan konstelasi politik dalam negeri. Investor akan melihat promosi kebijakan-kebijakan dari calon pemimpin terkait dan memetakan potensi saham yang diuntungkan apabila calon pemimpin tersebut menang.
Namun pada saat yang bersamaan, akan terjadi perputaran uang dan ekonomi yang lebih besar dibandingkan biasanya. Hal ini karena adanya peningkatan konsumsi dari partai maupun lembaga pemerintah khusus. Mengapa demikian? Hal ini karena partai pasti akan menggelontorkan dana yang lebih besar untuk memasarkan calon presiden atau calon legislatif yang mereka dukung. Sama halnya dengan lembaga pemerintah khusus yang membutuhkan dana tersebut untuk mengkampanyekan pemilu sehat dan transparan.
Sikap wait and see serta peningkatan perputaran uang dimasyarakat inilah yang secara teoritis dapat mempengaruhi saham-saham sektor tertentu. Misalnya, penarikan dana dalam jumlah besar dapat mempengaruhi jumlah pendapatan bank dan harga saham perbankan. Begitu juga dengan kecenderungan partai untuk membeli bahan makanan pokok saat pemilu, pasti akan mempengaruhi sektor fast moving consumer goods (FMCG).
Sektor-Sektor yang Perlu Dipertimbangkan
Belajar dari tahun-tahun pemilu yang lalu, biasanya IHSG akan mengalami peningkatan menjelang event akbar ini. Pada tahun 2013-2014 misalnya, IHSG naik dari 4.274,17 pada akhir tahun 2013 menjadi 5.178,37 pada akhir tahun 2014.
Pada pemilu 2024 ini, diperkirakan IHSG juga akan naik menembus angka 7.900 pada akhir 2024 (Bisnis). Hingga tulisan ini dibuat, IHSG berada pada nilai 7.227,4 yang mana nilai ini merupakan nilai IHSG tertinggi sejak indeks ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1983.
Ini artinya, banyak pihak yang optimis kinerja harga saham di Bursa Efek Indonesia secara keseluruhan akan mengalami peningkatan. Namun demikian, terdapat setidaknya dua sektor saham yang patut Anda perhatikan, yaitu:
1. Consumer goods
Seperti yang telah disebutkan di atas, partai pasti akan membeli barang-barang konsumen untuk memasarkan kandidat yang mereka dukung. Barang-barang konsumen tersebut, seperti bahan kebutuhan pokok, baliho, kaos dan lain sebagainya. Akibatnya, ada kemungkinan peningkatan pendapatan perusahaan saham yang bergerak di bidang ini.
Namun, Anda perlu ingat kalau peningkatan pendapatan belum tentu diikuti dengan peningkatan laba. Ada faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi besar kecilnya laba perusahaan sektor ini, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Oleh karena itu, pastikan Anda tetap melakukan analisis fundamental yang memadai sebelum membeli saham ini.
2. Perbankan
Sektor saham yang perlu dipertimbangkan selanjutnya adalah sektor perbankan. Hal ini setidaknya karena dua faktor. Pertama, banyak saham-saham berkapitalisasi pasar besar berasal dari sektor ini, seperti BBCA, BMRI dan BBRI, sehingga kondisi bisnis apapun pada saham-saham tersebut dapat mempengaruhi IHSG secara keseluruhan.
Faktor yang kedua adalah kondisi bisnis yang mendukung. Bahkan selama 3 pemilu terakhir, sektor perbankan memiliki riwayat kinerja yang baik selama 9 bulan setelah event tersebut berakhir (Bisnis). Hal ini tidak mengherankan, sebab untuk membiayai kampanye hingga penyelesaian pasca pemilu, tentunya partai akan mengambil dan mengirim banyak dana, sehingga potensi pendapatan bisnis ini juga meningkat.
Tapi terlepas dari potensi positif ini, ada faktor eksternal yang bisa mempengaruhi kinerja perbankan, yaitu perubahan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) dan perubahan suku bunga The Fed (Federal Funds Rate).
Suku bunga bank di Indonesia mengikuti suku bunga acuan BI atau BI-Rate, sementara BI-Rate harus disesuaikan dengan suku bunga The Fed (Federal Funds Rate) untuk menjaga supaya investor tidak menyimpan uang dalam bentuk dolar dan melemahkan nilai tukar rupiah. Perubahan suku bunga acuan ini akan mempengaruhi cost of fund dan biaya operasional perbankan secara keseluruhan.
Beberapa analis memperkirakan akan adanya penurunan BI-Rate pada akhir tahun 2024, yang mana hal ini membuat biaya operasional perbankan akan menjadi lebih murah. Namun pada kenyataannya, pada awal tahun 2024 ini BI justru meningkatkan suku bunga acuan dari 5,75% menjadi 6% untuk menjaga jarak agar lebih kompetitif dengan Federal Funds Rate. Potensi perubahan suku bunga yang tidak pasti ini dapat membuat pengaruh pemilu 2024 pada kinerja pasar finansial menjadi tidak pasti pula.
Selain 2 sektor di atas, ada baiknya Anda juga mempertimbangkan sektor media dan telekomunikasi, khususnya perusahaan media yang terafiliasi dengan partai dan kandidat tertentu. Pasalnya, ketika masa pemilu 2024 saat ini, kebutuhan iklan di media massa maupun televisi tentu meningkat, sehingga berpotensi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan sektor ini.
Adapun untuk saham telekomunikasi, perusahaan sektor ini memiliki riwayat kerja yang baik dalam 2 pemilu terakhir. Hal ini juga didukung dengan fakta tingginya penetrasi internet di Indonesia dan pemasaran digital untuk konten-konten terkait pemilu yang semakin masif.
Pemilu 2024 dan Investasi Jangka Panjang
Lalu apakah saham yang dibeli menjelang pemilu 2024 ini pasti cocok untuk jangka panjang? Jawabannya, belum tentu. Jika ingin membeli saham untuk investasi jangka panjang, pastikan Anda memilih saham dengan kondisi fundamental yang baik. Bahkan kalau bisa, temukan saham dengan kondisi fundamental baik namun masih memiliki harga yang terjangkau (undervalue).
Selain itu, untuk membeli saham jangka panjang, Anda juga harus fleksibel dengan berita-berita saham dan ekonomi terkini. Sebab, sektor saham yang naik ketika masa pemilu bisa menjadi saham yang justru akan turun ketika kondisi ekonomi lain.
Maka dari itu, gunakan aplikasi investasi yang dilengkapi dengan fitur company profile dan corporate action yang lengkap, seperti Alpha Investasi. Tidak hanya punya fitur lengkap, investasi saham di Alpha Investasi juga tidak memiliki minimal deposito dan memiliki tarif investasi sebesar 0,1%-0,2% per transaksi. Yuk gunakan Alpha Investasi! Supaya kamu tidak ketinggalan untung jumbo saat pemilu 2024 ini!