Tidak hanya saham, ada banyak instrumen investasi di pasar modal yang bisa kamu coba. Setiap instrumen investasi memiliki potensi risiko dengan tingkat berbeda. Jika kamu merupakan investor dengan profil risiko agresif, maka saham adalah instrumen investasi yang cocok. Namun, jika kamu adalah investor dengan profil risiko konservatif, maka reksadana pasar uang (RDPU) adalah pilihan tepat untuk kamu.
Apa Itu Reksadana Pasar Uang?
Sebelum memahami apa itu reksadana pasar uang, sebaiknya kamu memahami apa itu reksadana terlebih dahulu.
Reksadana adalah instrumen investasi yang menjadi wadah bagi banyak investor untuk menginvestasikan uangnya.
Berbeda dengan saham atau obligasi secara langsung, reksadana akan dikelola oleh perusahaan khusus yang memiliki lisensi sebagai manajer investasi.
Manajer investasi kemudian akan menggunakan uang yang terkumpul dalam reksadana tersebut untuk berinvestasi di berbagai aset, termasuk saham, obligasi, deposito dan lain sebagainya sesuai dengan proporsi yang telah ditentukan sebelumnya.
Alokasi investasi ini dapat diketahui oleh investor dalam fund fact sheet (FFS) masing-masing reksadana yang terbit setiap bulan.
Setiap investor yang berinvestasi pada instrumen ini tetap berhak mendapatkan keuntungan dari masing-masing alokasi instrumen investasi.
Jadi, reksadana pasar uang (RDPU) adalah jenis reksadana yang sebagian besar uang investor digunakan untuk berinvestasi di instrumen pasar uang, seperti deposito, obligasi jangka pendek (kurang dari 1 tahun), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan lain sebagainya.
Baca juga: Simak Pengertian Reksadana, Jenis & Contohnya
Contoh Reksadana Pasar Uang
Pada bagian kebijakan investasi, manajer investasi telah memproklamirkan kalau alokasi RDPU tersebut akan sepenuhnya digunakan untuk pasar uang berupa obligasi dengan tenor kurang dari 1 tahun dan deposito.
Di bagian alokasi portofolio hal ini kemudian dirinci lagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan jenis aset pasar uang yang dimaksud.
Terakhir, instrumen ini kemudian dirinci kembali sesuai dengan kode emiten penerbit obligasi tersebut.
Dari gambar di atas, kamu juga akan menemukan fakta bahwa manajer investasi tidak akan mengalokasikan uang investor ke instrumen dengan risiko lebih tinggi, seperti saham atau obligasi dengan jatuh tempo lebih dari 1 tahun.
Setiap manajer investasi yang menerbitkan RDPU tentunya memiliki alokasi investasi yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu sebelum berinvestasi pada reksadana pasar uang ini, sebaiknya kamu melihat fund fact sheet yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut untuk memilih RDPU dengan komposisi terbaik.
Potensi Keuntungan Investasi di Reksadana Pasar Uang
Berikut ini beberapa potensi keuntungan investasi pada instrumen ini:
- Kupon obligasi. Obligasi atau surat utang juga merupakan jenis pasar uang. Sebagai investor RDPU, kamu juga bisa mendapatkan keuntungan ini meskipun nominalnya tidak sebesar reksadana obligasi atau reksadana pendapatan tetap. Namun, keuntungan ini tidak akan dikirim langsung ke rekening investor seperti hal nya dividen saham. Melainkan, akan tercermin dari kenaikan nilai NAB per unit nya.
- Capital gain. Capital gain adalah keuntungan yang bisa kamu peroleh apabila kamu menjual reksadana yang kamu miliki dengan harga yang lebih besar dibandingkan saat kamu membelinya.
Baca juga: Apa Itu Capital Gain? Simak Arti & Cara Menghitung Capital Gain
Selain dua keuntungan di atas, hasil penjualan reksadana juga tidak dikenai pajak.
Hal ini berbeda dengan hasil penjualan saham atau perolehan saham dari dividen.
Namun demikian, ada bagian dari keuntungan investasi yang akan dipotong untuk biaya jasa manajer investasi.
Risiko Investasi di Reksadana Pasar Uang
Tingkat risiko investasi di RDPU relatif lebih rendah dibandingkan dengan investasi di saham atau obligasi secara langsung.
Hal ini karena uang kamu dikelola oleh tim ahli, sudah langsung terdiversifikasi, modal yang relatif minim dan dominasi alokasi pada pasar uang.
Poin yang terakhir ini penting sebab, pemilik obligasi lebih berhak untuk mengklaim aset terlebih dahulu jika emiten mengalami pailit dan investasi yang diletakkan pada deposito atau produk perbankan lainnya telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Namun demikian, investasi pada instrumen ini bukan berarti bisa terbebas dari risiko. Berikut ini beberapa risiko dari investasi di RDPU:
- Risiko gagal bayar. Meskipun ada hak untuk mengklaim aset terlebih dahulu saat emiten pailit, namun tidak menutup kemungkinan kalau hasil penjualan aset yang diklaim akan lebih rendah dibandingkan dengan nilai investasi yang hilang. Akibatnya, nilai investasi reksadana kamu bisa jadi turun.
- Risiko redemption. Risiko ini terjadi ketika kamu berinvestasi pada sebuah RDPU yang mana investor dengan dana besar juga berinvestasi pada RDPU tersebut. Risiko redemption terjadi apabila investor besar tersebut menjual RDPU yang miliknya.
Misalnya, nilai aktiva bersih (NAB) dari RDPU yang kamu miliki adalah 800 miliar rupiah dan 300 miliar diantaranya merupakan milik salah seorang investor.
Jika investor tersebut menjual 300 miliar RDPU tersebut, maka mau tidak mau nilai RDPU tersebut di pasaran akan menurun dan kamu akan merugi.
Baca juga: 6 Cara Investasi untuk Pemula dengan Modal Kecil
Jenis Investor yang Cocok untuk Reksadana Pasar Uang
Seperti yang telah disinggung di atas bahwasanya instrumen investasi yang satu ini cocok untuk investor dengan profil risiko konservatif.
Tidak hanya itu, RDPU juga merupakan instrumen yang cocok untuk kamu yang masih belajar (investor pemula). Hal ini karena:
- Dana akan diatur oleh manajer investasi yang notabene terdiri dari tim ahli.
- Modal minim. Banyak produk RDPU yang bisa kamu miliki hanya dengan modal Rp 10,000.
- Komponen investasi terdiri dari instrumen dengan tingkat volatilitas yang relatif rendah.
- Rendah risiko. Dibandingkan dengan instrumen atau reksadana jenis lain, RDPU adalah jenis yang paling minim risiko.
- Mudah dicairkan. Proses pencairan instrumen investasi ini biasanya membutuhkan waktu sekitar maksimal 7 hari kerja, namun prakteknya berhasil dicairkan kurang dari 7 hari kerja.
Instrumen ini juga cocok untuk investor yang tidak memiliki waktu dan kemampuan yang cukup untuk melakukan analisis.
Sebab aset akan dikelola oleh manajer investasi.
Baca juga: Tujuan, Jenis & Contoh Investasi Jangka Panjang
Tips Investasi Reksadana Pasar Uang
1. Pilih Manajer Investasi dengan Rekam Jejak yang Baik
Saat ini di Indonesia ada puluhan Perusahaan Efek yang memiliki izin menyelenggarakan usaha sebagai manajer investasi.
Untuk memilih RDPU terbaik, sebaiknya kamu juga memilih manajer investasi dengan track record yang baik juga.
2. Cek Fund Fact Sheet Reksadana
Meskipun sama-sama RDPU, namun bisa jadi rincian alokasi setiap RDPU akan berbeda.
Maka dari itu sebelum membeli instrumen ini pastikan kamu telah membaca FFS terbaru dari produk reksadana tersebut.
3. Manfaatkan Fitur Screening
Terdapat beberapa variabel yang bisa kamu gunakan untuk memilih RDPU terbaik dengan cara ini, yaitu:
- Pilih nilai aktiva bersih (NAB) terbesar. NAB reksadana yang besar menunjukkan kalau produk reksadana tersebut dipercayai oleh banyak orang.
- Pilih nilai drawdown yang rendah. Nilai ini menunjukkan selisih antara harga tertinggi dan terendah dari sebuah produk reksadana. Nilai drawdown yang rendah berarti kalau nilai produk RDPU tersebut tidak terlalu fluktuatif.
- Pilih expense ratio terendah. Expense ratio adalah persentase dari NAB yang digunakan oleh manajer investasi untuk mengelola dana kelolaan. Semakin rendah expense ratio, maka semakin efektif pula kinerja manajer investasi tersebut.
4. Pilih Sesuai Tujuan Investasi
RDPU memang memiliki tingkat risiko yang rendah, tapi keuntungannya juga lebih rendah dibandingkan dengan instrumen investasi yang lain.
Namun, RDPU menguntungkan investor karena rata-rata imbal hasilnya di atas rata-rata suku bunga deposito.
Selain itu dengan karakteristiknya yang mudah dicairkan, instrumen investasi ini lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan investasi jangka pendek hingga menengah.
Memilih instrumen investasi yang tepat adalah langkah pertama untuk mendapatkan passive income dalam jangka panjang.
Jadi, pastikan kamu memilihnya dengan baik.
Yuk, mulai investasi reksadana pasar uang pertamamu di Paramitra!