Resesi ekonomi adalah suatu kondisi di mana aktivitas ekonomi suatu negara mengalami penurunan signifikan selama periode tertentu, yang sering kali kita ukur melalui dua kuartal berturut-turut. Hal ini ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), meningkatnya angka pengangguran, dan melemahnya daya beli masyarakat. Berbagai faktor, seperti guncangan ekonomi mendadak dan inflasi yang berlebihan, dapat memicu situasi ini. Penting untuk memahami resesi agar kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh individu dan masyarakat.
Apa Itu Resesi Ekonomi?
Resesi ekonomi adalah kondisi di mana terjadi penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi suatu negara yang berlangsung dalam periode waktu tertentu, biasanya diukur selama dua kuartal berturut-turut. Hal ini ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan jumlah pengangguran, serta melemahnya daya beli masyarakat.
Salah satu faktor utama yang memicu adalah pandemi Covid-19, yang mengubah perilaku masyarakat, mulai dari cara bersosialisasi hingga daya beli yang terus melemah. Pelajari lebih lanjut tentang penyebab, dampak, dan cara menghadapinya di bawah ini.
Penyebab Resesi
Memburuknya kondisi perekonomian dunia, bisa terjadi karena berbagai faktor. Di bawah ini merupakan penyebab resesi ekonomi yang perlu diketahui.
1. Deflasi
Penyebab resesi ekonomi yang pertama adalah akibat adanya deflasi berlebihan, dengan ciri-ciri menurunnya harga barang maupun jasa secara drastis. Deflasi menyebabkan meningkatnya daya beli masyarakat karena harga produknya cenderung lebih rendah.
Selain itu, deflasi juga disebabkan adanya penundaan pembelian barang atau jasa oleh masyarakat hingga harganya mencapai titik paling rendah. Deflasi berlebihan inilah yang membuat banyak perusahaan harus menekan biaya produksi sampai merugi.
Meskipun daya belinya jadi meningkat, apabila hal ini terjadi secara terus-menerus menyebabkan ketersediaan produk jadi terbatas. Imbasnya tak hanya terjadi pada harga barang, tetapi juga upah buruh banyak yang tak dibayar.
2. Inflasi
Kebalikan dari deflasi, inflasi merupakan kondisi di mana harga barang maupun jasa semakin melambung yang berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat secara signifikan.
Sebenarnya, ini bukanlah hal yang buruk. Namun, apabila inflasi terjadi secara berlebihan menyebabkan terjadinya resesi, sebab pengangguran pun jadi semakin meningkat jumlahnya, terjadi PHK besar-besaran, hingga dampak kemiskinan.
Salah satu penyebab inflasi yang saat ini sedang terjadi, yakni pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat melakukan panic buying. Kemudian hal ini berlanjut pada banyaknya PHK massal dan penurunan daya beli karena jumlah pengangguran semakin tinggi.
3. Adanya Guncangan Ekonomi Secara Mendadak
Penyebab resesi ekonomi lainnya adalah adanya guncangan perekonomian dunia maupun suatu negara secara mendadak. Pada fase ini, banyak orang mulai kesusahan mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang, sehingga berakibat pada melemahnya daya beli.
Apalagi ketika hutang mulai menumpuk karena suku bunga mendadak tinggi, banyak orang maupun perusahaan jadi kesulitan dalam melunasi hutangnya. Bahkan hal ini menyebabkan terjadinya kemungkinan gagal bayar. Guncangan perekonomian secara mendadak seperti ini menyulitkan banyak orang. Apalagi jika tak punya cukup tabungan ataupun dana darurat untuk menghadapinya.
4. Ketidakseimbangan Produksi dan Konsumsi
Adanya ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi dapat menyebabkan resesi ekonomi. Misalnya, jika barang ataupun jasa diproduksi oleh perusahaan secara berlebihan namun tak banyak orang yang membelinya.
Perusahaan pun mau tidak mau harus menekan biaya produksi untuk meminimalisir dampak kerugian. Apabila hal tersebut terjadi secara terus-menerus, tentunya membuat perusahaan lambat laun mengalami kerugian sampai akhirnya harus gulung tikar karena tak mampu membayarkan upah pegawainya.
5. Gelembung Aset Pecah
Pecahnya gelembung aset dapat menyebabkan resesi ekonomi. Pada masa ini, suku bunga pun akan meningkat jumlahnya, sehingga menyebabkan banyak investor terdampak apabila gegabah mengambil langkah.
Sebagian besar investor melakukan pembelian aset seperti properti dan saham ketika kondisi ekonomi sedang baik. Setelah itu, mereka akan menjual seluruh asetnya apabila kondisinya sedang mendesak atau ketika nilai jualnya memang sedang tinggi-tingginya.
Pada saat terjadi kenaikan suku bunga secara besar-besaran, kebanyakan investor berinisiatif menjual sahamnya maupun aset lainnya. Apabila mereka berlomba-lomba melakukan panic selling aset yang sudah mereka simpan, maka hal tersebut mengakibatkan rusaknya pasar.
6. Ekspor Lebih Rendah dari Impor
Pemicu terjadinya resesi ekonomi adalah rendahnya nilai ekspor dibandingkan impor. Hal seperti ini dapat berdampak pada penurunan devisa atau pendapatan negara, sehingga berakibat pula pada penurunan pendapatan nasional.
7. Perkembangan Teknologi Menggantikan Peran Manusia
Zaman sekarang, perkembangan teknologi semakin pesat dan sudah mulai menggantikan tenaga manusia untuk beberapa aspek. Salah satunya menggantikan peran manusia di bidang pekerjaan tertentu. Kemajuan teknologi memang bagus, namun jika berlebihan dampaknya pun tak akan baik.
Sebab nantinya justru menyebabkan terjadinya pengurangan tenaga kerja manusia secara massal, lalu meningkatkan jumlah pengangguran karena perannya tergantikan oleh teknologi canggih seperti robot dan Artificial Intelligence (AI).
Dampak Resesi Ekonomi
1. Dampak Terhadap Pekerja dan Masyarakat Umum
Dampak resesi terjadi pada pekerja dan masyarakat umum suatu negara bahkan seluruh dunia. Hal yang terjadi saat resesi adalah mulai banyak perusahaan yang menutup bisnisnya karena beberapa faktor, sehingga hal ini menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaannya.
Pekerja yang harusnya memperoleh upah dari hasil kerjanya, kini mulai banyak yang menganggur. Bahkan masyarakat umum pun juga merasakan dampaknya, sehingga mencari berbagai cara untuk mendapatkan uang agar bisa terus melanjutkan hidup, mulai dari cara yang baik hingga buruk.
Semakin tingginya jumlah pengangguran tersebut, menyebabkan banyak orang mulai susah mencari uang, bahkan sampai menghalalkan segala cara. Akibatnya, pada saat terjadi resesi, semakin tinggi pula tingkat kriminalitasnya.
2. Dampak Terhadap Perusahaan
Selanjutnya, adapun dampak resesi yang terjadi pada perusahaan, yakni mulai banyak terjadi PHK besar-besaran guna menekan biaya produksi akibat tidak seimbangnya jumlah produksi serta melemahnya daya beli masyarakat. Pada saat yang sama, perusahaan juga punya kewajiban membayarkan hak karyawannya.
Namun, apabila penekanan biaya produksi tersebut terjadi terus-menerus karena terjadi resesi ekonomi, dapat membuat perusahaan susah bertahan dan akhirnya sampai gulung tikar.
3. Dampak Terhadap Negara atau Pemerintahan
Seperti pada penjelasan di poin penyebab resesi, bahwa terjadinya goncangan perekonomian secara mendadak dapat berdampak terhadap negara atau pemerintahan.
Dampak resesi pada negara atau pemerintahan adalah mengurangi devisa atau pendapatan negara. Hal ini terjadi karena banyaknya pengangguran yang membuat pemerintah dituntut agar bisa menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan.
Tak hanya itu, dampak resesi adalah menurunnya nilai pajak dan non-pajak, sehingga pendapatan negara semakin menurun jumlahnya. Hal ini karena aset properti nilainya anjlok, sebab saat terjadi resesi kondisi perekonomian masyarakat sedang buruk.
Cara Menghadapi Resesi
Resesi adalah kondisi di mana perekonomian dunia sedang memburuk dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui cara menghadapi resesi supaya tidak terlalu panik!
1. Berhemat dan Menurunkan Gaya Hidup
Cara menghadapi resesi yang pertama adalah mulailah berhemat dan menurunkan gaya hidup. Tidak perlu mengikuti tren demi memenuhi gaya hidup, mulailah berhemat dengan membeli barang-barang yang diperlukan saja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Membiasakan diri untuk berhemat, melatih kamu dalam hal mengelola keuangan. Sehingga, kamu pun jadi tahu mana kebutuhan yang harus diprioritaskan dan mana yang tidak harus dibeli saat itu juga.
2. Memaksimalkan Belanja di UMKM
Adapun cara menghadapi resesi lainnya, yaitu maksimalkanlah belanja di UMKM. Ini merupakan salah satu cara mendukung perputaran perekonomian negara, loh!
3. Mencari Penghasilan Sampingan
Saat terjadi resesi ekonomi, banyak perusahaan melakukan PHK besar-besaran terhadap karyawannya karena harus menekan biaya produksi guna meminimalisir kerugian.
Meskipun kejadian ini tak kamu harapkan, tak ada salahnya kalau kamu mulai mencari-cari penghasilan sampingan. Penghasilan sampingan bisa membantu mendapatkan uang tambahan di luar pekerjaan utama.
Nantinya, uang tersebut dapat dijadikan sebagai dana darurat maupun tabungan saat dalam kondisi darurat. Banyak cara mendapatkan penghasilan sampingan. Kamu bisa menjadi guru les, freelance, dan lain sebagainya.
4. Mulai Investasi dan Menabung
Terakhir, cara menghadapi resesi sebaiknya mulailah menabung dan melakukan investasi meskipun nilainya tidak besar. Dengan begitu, kamu dapat menyimpan uang yang bisa kamu pakai sewaktu-waktu saat menghadapi kondisi darurat.
Oleh karena itu, investasi yang cocok dilakukan untuk menghadapi resesi adalah investasi saham yang keuntungannya dapat dirasakan untuk jangka panjang. Kamu bisa memulai investasi dengan modal yang tidak terlalu besar sebagai persiapan menghadapai resesi.
Secara keseluruhan, resesi ekonomi adalah suatu fenomena yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat, perusahaan, dan pemerintah secara luas. Dengan memahami penyebab, dampak, dan cara menghadapi resesi, individu dan organisasi dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi diri dari risiko yang ditimbulkan. Meskipun situasi ini sulit dan penuh tantangan, pengetahuan dan persiapan yang baik dapat membantu kita menghadapinya dengan lebih bijak dan meminimalkan dampak negatifnya pada kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Simak Pengertian Mengenai Investasi, Cara & Contohnya