Sembilan Naga atau Gang of Nine merupakan sebuah istilah yang mengacu pada sembilan pengusaha sukses di Indonesia, yang dimana telah lama menjadi ikon kekuatan ekonomi dalam perekonomian Tanah Air. Sejak era Orde Baru, hubungan saling menguntungkan antara pengusaha ini dan pemerintah telah membentuk fondasi kuat bagi dominasi mereka di berbagai sektor industri. Keberhasilan mereka memimpin konglomerasi besar telah menjadikan mereka tokoh penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Simak selengkapnya dari artikel ini untuk mengetahui profil dari orang-orang yang sering disebut sebagai 9 Naga dan apa saja perusahaan mereka?
Profil 9 Naga Beserta Saham Perusahaan Mereka
Masyarakat Indonesia sering kali mengidentifikasi ‘9 Naga’ sebagai simbol kesuksesan dalam dunia bisnis di Indonesia. Meskipun keanggotaan resmi dalam kelompok ini tidak pernah dipublikasikan, beberapa nama yang sering disebut termasuk :
1. Robert Budi Hartono
Michael Bambang Hartono dan saudaranya, Robert Budi Hartono, menduduki posisi teratas dalam daftar orang terkaya di Indonesia menurut Forbes 2024. Kekayaan mereka mencapai USD 48 miliar atau setara dengan Rp 776,5 triliun (dengan nilai tukar rupiah saat ini sebesar Rp16.178,95 per dolar). Mereka adalah pemilik Grup Djarum, salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Grup ini tidak hanya bergerak di sektor rokok tetapi juga memiliki anak perusahaan di bidang perbankan, real estate, elektronik, media, dan investasi teknologi.
Perusahaan dan Saham yang Dimiliki:
- Grup Djarum: Perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
- Bank Central Asia (BCA): Melalui PT. Dwimuria Investama Andalan, Robert Budi Hartono menguasai 54,942% saham BBCA.
- Blibli.com: Platform e-commerce di Indonesia.
- Polytron: Perusahaan elektronik yang memproduksi berbagai perangkat elektronik.
- Razer: Saham di perusahaan game startup.
- Mola TV: Media massa yang menyediakan berbagai konten hiburan dan olahraga.
- Klub Sepak Bola Como 1907: Klub sepak bola Italy yang baru saja Promosi ke liga 1.
2. Rusdi Kirana
Rusdi Kirana, pendiri Lion Air Group, telah mengubah lanskap industri penerbangan dengan sukses memperkenalkan konsep maskapai berbiaya rendah di Indonesia dan kawasan sekitarnya. Lion Air Group mengoperasikan berbagai maskapai dan melayani lebih dari 120 destinasi penerbangan internasional. Jumlah kekayaannya menurut Forbes 2019 adalah USD 835 juta atau setara dengan Rp 13,5 triliun (dengan kurs Rp 16.178,95).
Perusahaan dan Saham yang Dimiliki:
- Lion Air Group: Perusahaan transportasi udara yang mencakup beberapa maskapai:
- Lion Air: Maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Indonesia.
- Wings Air: Maskapai penerbangan domestik yang beroperasi di Indonesia.
- Batik Air: Maskapai penerbangan full-service yang melayani penerbangan domestik dan internasional.
- Malindo Air: Maskapai penerbangan yang berbasis di Malaysia.
- Thai Lion Air: Maskapai penerbangan yang beroperasi di Thailand.
- Rencana IPO: Lion Air Group sedang merencanakan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) di bursa saham.
3. Sofjan Wanandi
Sofjan Wanandi adalah pendiri dan pemilik Santini Group, sebelumnya dikenal sebagai Gemala Group. Bisnisnya telah berkembang dari sektor otomotif keluarga menjadi konglomerasi yang beragam. Santini Group memiliki kepentingan bisnis yang luas, termasuk kepemilikan saham di klub sepak bola Inggris, Tranmere Rovers. Menurut Forbes 2020, kekayaannya mencapai USD 580 juta atau setara dengan Rp 9,3 triliun (dengan kurs Rp 16.178,95).
Perusahaan dan Saham yang Dimiliki:
- Santini Group: Sebelumnya dikenal sebagai Gemala Group, perusahaan ini memiliki berbagai bisnis:
- Otomotif: Produksi suku cadang otomotif.
- Farmasi dan Kimia: Bisnis di sektor farmasi dan kimia.
- Properti: Pengembangan properti termasuk perhotelan, gedung, dan apartemen.
- Infrastruktur: Pembangkit listrik dan tambang bauksit di Kalimantan.
- Klub Sepak Bola Tranmere Rovers: Membeli saham klub sepak bola Inggris ini sebagai bagian dari diversifikasi bisnis.
- Tambang Bauksit: Operasi penambangan bauksit di Kalimantan.
4. Edwin Soeryadjaya
Edwin Soeryadjaya, putra dari pendiri PT Astra International, William Soeryadjaya, telah melanjutkan warisan keluarganya dengan mendirikan berbagai perusahaan dan berinvestasi di sejumlah sektor. Dia mendirikan Bank Summa pada tahun 1990 dan saat ini menjabat sebagai Direktur di Ortus Group serta pendiri PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, yang fokus pada sumber daya alam dan infrastruktur. Menurut Forbes 2024, kekayaannya mencapai USD 1,24 miliar atau setara dengan Rp 20 triliun (dengan kurs Rp 16.178,95).
Perusahaan dan Saham yang Dimiliki:
- PT Astra International Tbk: Edwin melanjutkan kepemimpinan di perusahaan ini, yang merupakan salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia.
- Bank Summa: Didirikan pada tahun 1990.
- Ortus Group: Bergerak di bidang medikal, finansial, dan telematika.
- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG): Perusahaan investasi yang berfokus pada sektor sumber daya alam dan infrastruktur, didirikan bersama Sandiaga Uno pada tahun 1998.
5. Jacob Soetoyo
Jacob Soetoyo adalah Presiden Direktur PT Gesit Sarana Perkasa, yang beroperasi di berbagai sektor termasuk properti, perhotelan, dan media. Dia terlibat dalam pembangunan proyek terkenal seperti Hotel JS Luwansa di Jakarta. Selain itu, Jacob Soetoyo memiliki jaringan internasional yang luas dan juga aktif sebagai Dewan Pengawas di Center for Strategic and International Studies (CSIS). Meskipun total aset kekayaannya belum diketahui secara pasti, diperkirakan mencapai Rp 32 triliun.
Perusahaan dan Saham yang Dimiliki:
- PT Gesit Sarana Perkasa: Perusahaan yang bergerak di bidang properti dan pengembangan hotel, termasuk JS Luwansa Hotel.
- Surya Citra Media: Perusahaan media yang memiliki beberapa stasiun televisi seperti SCTV, Indosiar, dan O Channel.
- PT Alakasa Industrindo Tbk (ALKA): Jacob Soetoyo memegang 77% saham per Mei 2023.
- Properti dan Perhotelan: Pengembang dan penyewaan ruang kantor di Segitiga Emas, Jakarta.
- Dewan Pengawas CSIS: Memiliki peran penting dalam lobi internasional melalui Center of Strategic and International Studies.
6. James Riady
James Riady adalah anak sulung dari pendiri Lippo Group, Mochtar Riady. Di bawah kepemimpinannya, Lippo Group telah tumbuh menjadi salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia dan Asia dengan berbagai lini bisnis yang beragam. Menurut Forbes 2024, kekayaannya adalah USD 1,3 miliar atau setara dengan Rp 21 triliun (dengan kurs Rp 16.178,95).
Perusahaan dan Saham yang Dimiliki:
- Lippo Group: Konglomerasi yang bergerak di berbagai sektor bisnis:
- Real Estate: Pengembangan properti dan perumahan.
- Ritel: Berbagai pusat perbelanjaan dan toko ritel.
- Rekreasi dan Perhotelan: Bisnis hotel dan tempat rekreasi.
- Pendidikan: Melalui Yayasan Pelita Harapan, yang mengelola berbagai institusi pendidikan.
- Kesehatan: Rumah Sakit Siloam dan PT. Siloam International Hospital Tbk. (SILO).
- Media dan Telekomunikasi: Berbagai usaha di bidang media dan komunikasi.
- Layanan Keuangan: Berbagai layanan finansial.
James Riady juga dikenal atas kontribusinya dalam sektor pendidikan melalui pendirian Yayasan Pelita Harapan, yang berfokus pada pengelolaan sekolah dan universitas. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan jaringan bisnis yang luas, James Riady memainkan peran kunci dalam ekspansi dan diversifikasi bisnis Lippo Group di Indonesia dan Asia.
7. Tomy Winata
Tomy Winata, pendiri Arta Graha Group, telah mengembangkan konglomerasi yang meliputi berbagai sektor industri sejak didirikan pada tahun 1990. Selain dikenal sebagai pengusaha, Tomy Winata juga aktif sebagai filantropis melalui yayasan Artha Graha Peduli yang bergerak di bidang sosial, kemanusiaan, dan lingkungan. Kekayaannya diperkirakan mencapai USD 900 juta atau setara dengan Rp 14,5 triliun (dengan kurs Rp 16.178,95).
Perusahaan dan Saham yang Dimiliki:
- Arta Graha Group (Artha Graha Network): Konglomerasi yang mencakup berbagai sektor:
- Perbankan: PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk. (INPC).
- Properti dan Infrastruktur: Pemilik Hotel Borobudur dan Sudirman Central Business District (SCBD), kawasan Business District pertama di Indonesia.
- Pertambangan: Usaha di bidang ekstraksi dan pengolahan sumber daya alam.
- Ritel, Media, dan Hiburan: Bisnis di sektor ritel, media, dan industri hiburan.
- Telekomunikasi: Investasi dan usaha dalam sektor komunikasi.
Tomy Winata juga dikenal atas proyek-proyek besar yang direncanakannya, termasuk rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda yang akan menghubungkan Pulau Sumatera dan Jawa. Meskipun proyek tersebut belum berjalan, visi dan kontribusinya dalam mengembangkan infrastruktur Indonesia tetap diakui.
8. Anthoni Salim
Anthoni Salim, anak dari pendiri Salim Group, Sudono Salim, telah berhasil membangkitkan kembali bisnis keluarganya dan menjadikannya salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia. Menurut Forbes 2023, kekayaannya diperkirakan mencapai USD 10,3 miliar atau setara dengan Rp 166,6 triliun (dengan kurs Rp 16.178,95).
Perusahaan dan Saham yang Dimiliki:
- Salim Group: Konglomerasi besar dengan berbagai lini bisnis:
- Consumer Goods: Perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman seperti Indomie, Bimoli, dan lainnya.
- Ritel: Berbagai usaha di sektor ritel.
- Perbankan: Investasi dan kepemilikan di sektor perbankan.
- Energi: Bisnis yang melibatkan sektor energi.
Emiten Saham:
- PT. Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI)
- PT. Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN)
9. Dato Sri Tahir
Dato Sri Tahir, juga dikenal sebagai Ang Tjoen Ming, adalah pendiri Mayapada Group dan menantu dari pendiri Lippo Group, Mochtar Riady. Ia telah membangun Mayapada Group menjadi konglomerasi besar yang beroperasi di berbagai sektor bisnis. Menurut Forbes 2024, kekayaannya mencapai USD 5,4 miliar atau setara dengan Rp 87,3 triliun (dengan kurs Rp 16.178,95). Tahir juga terkenal sebagai filantropis yang berkomitmen menyumbangkan sebagian besar hartanya untuk kesejahteraan masyarakat melalui inisiatif Giving Pledge.
Perusahaan dan Saham yang Dimiliki:
- Mayapada Group: Konglomerasi besar yang mencakup berbagai sektor:
- Keuangan: PT. Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA)
- Layanan Kesehatan dan Rumah Sakit: Pengelolaan rumah sakit dan layanan kesehatan lainnya
- Asuransi: Berbagai layanan asuransi di bawah Mayapada Group
Emiten Saham:
- PT. Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA)
- PT. Sejahtera Anugrahjaya Tbk. (SRAJ)
Rekomendasi Saham 9 Naga
- PT. Astra International Tbk (ASII) – Saham ini dapat dipertimbangkan karena Astra International merupakan salah satu konglomerat terbesar di Indonesia dengan berbagai lini bisnis termasuk otomotif, agribisnis, pertambangan, dan infrastruktur.
- PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) – BCA adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dan sahamnya dikenal stabil dan berpotensi untuk pertumbuhan yang baik.
- PT. Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) – Saratoga Investama fokus pada investasi di sektor sumber daya alam dan infrastruktur, yang merupakan sektor dengan pertumbuhan potensial di Indonesia.
- PT. Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) – Investasi di sektor perbankan selalu menarik karena potensi pengembangan layanan keuangan di Indonesia yang besar.
- PT. Siloam International Hospitals Tbk (SILO) – Siloam International Hospitals adalah perusahaan yang mengelola jaringan rumah sakit di Indonesia, dan sektor kesehatan selalu memiliki prospek yang cerah.
Namun, sebelum melakukan investasi, sangat penting untuk melakukan riset mendalam dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi pasar, fundamental perusahaan, dan faktor-faktor eksternal lainnya. Konsultasikan juga dengan ahli keuangan atau perencana keuangan untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko Anda. Dengan mengulas perjalanan dan kontribusi “9 Naga” dalam perekonomian Indonesia serta perusahaan-perusahaan besar yang mereka pimpin, kita dapat melihat betapa pentingnya peran mereka dalam menggerakkan roda ekonomi nasional. Bagi para investor yang ingin menggali lebih dalam potensi investasi, kunjungilah Alpha Investasi untuk mendapatkan informasi keuangan yang terpercaya dan terkini. Dengan pengetahuan yang tepat, mari berinvestasi bersama Alpha Investasi untuk meraih kesuksesan finansial yang berkelanjutan!