Seiring dengan pulihnya sektor pariwisata dari dampak pandemi, banyak investor mulai melirik potensi yang ada dalam industri ini, termasuk saham pariwisata. Perubahan besar dalam pola perjalanan dan kebangkitan kembali minat terhadap liburan dan rekreasi menunjukkan bahwa sektor pariwisata memiliki peluang besar untuk berkembang. Tren ini memberikan dorongan positif bagi perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata, dari hotel hingga operator perjalanan. Hal ini menciptakan peluang menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan pertumbuhan yang diprediksi akan terus berlanjut.
Sektor Saham Pariwisata & Prospeknya
Saham pariwisata kini menjadi sorotan utama bagi para investor, seiring dengan pemulihan sektor ini pasca-pandemi dan meningkatnya minat terhadap perjalanan dan rekreasi. Dengan kembalinya aktivitas wisatawan dan pembukaan kembali berbagai destinasi populer, saham pariwisata menawarkan peluang investasi yang menarik. Pertumbuhan dalam industri hotel, penerbangan, dan fasilitas wisata lainnya menunjukkan prospek yang cerah. Hal ini terutama didorong oleh meningkatnya mobilitas dan pengeluaran konsumen untuk liburan. Investasi dalam saham pariwisata dapat memberikan keuntungan yang signifikan, seiring dengan terus berkembangnya sektor ini dan kebutuhan yang semakin tinggi untuk pengalaman perjalanan berkualitas.
Profil Saham Pariwisata Di Bursa Efek Indonesia
1. PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA)
PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), yang didirikan pada tahun 1988 di Jakarta, adalah perusahaan yang beroperasi di berbagai sektor termasuk bioskop, makanan dan minuman, penyelenggaraan acara, dan periklanan. Perusahaan ini mengelola jaringan bioskop ternama seperti The Premiere, Cinema XXI, dan Cinema 21, yang tersebar di 225 lokasi di 55 kota di Indonesia. Selain itu, CNMA juga menyediakan layanan tiket melalui platform online m.tix dan TIX.ID. Setelah melakukan IPO pada 2 Agustus 2023, dengan total 83,3 miliar saham terdaftar, CNMA mencatatkan penghasilan sebesar 1.653.122 juta IDR dan keuntungan bersih 247.625 juta IDR pada kuartal kedua 2024. Untuk tahun buku 2023, perusahaan ini membagikan dividen sebesar 8,00 IDR per lembar saham yang akan dibayarkan pada 2 Mei 2024.
2. PT MNC Land Tbk (KPIG)
PT MNC Land Tbk (KPIG) adalah perusahaan yang terlibat dalam berbagai sektor seperti pembangunan, perdagangan, industri, dan jasa, dengan fokus utama pada konstruksi, real estat, dan pengelolaan air. Didirikan awalnya sebagai PT Kridaperdana Indahgraha, perusahaan ini diakuisisi oleh MNC Group pada September 2007 dan berganti nama menjadi PT Global Land Development Tbk. Perusahaan ini memperluas jangkauan bisnisnya melalui akuisisi sektor properti, manajemen bangunan, dan bisnis outsourcing, serta mengelola MNC x Koléga, sebuah co-working space sejak 2019. IPO-nya dilaksanakan pada 30 Maret 2000, dengan total 164 juta saham terdaftar di pasar modal. Pada kuartal kedua 2024, KPIG mencatat penghasilan sebesar 415.586 juta IDR dan keuntungan bersih 508.731 juta IDR.
3. PT Intra GolfLink Resorts Tbk (GOLF)
PT Intra GolfLink Resorts Tbk (GOLF), yang didirikan pada Februari 2005 sebagai PT Dreamland Pecatu Golf, mengalami perubahan nama menjadi PT Intra GolfLink Resorts pada Oktober 2005. Perusahaan ini mengelola sejumlah lapangan golf prestisius, termasuk New Kuta Golf di Pecatu, Bali (85 ha), Palm Hill di Sentul, Bogor (94 ha), dan Black Rocks Golf di Belitung (73 ha). Selain itu, pada tahun 2021, GOLF memperluas portofolionya dengan meluncurkan kawasan residence mewah di Sentul bersama PT Trinityland Tbk. Rencana terbaru perusahaan untuk tahun 2024 mencakup pengembangan fasilitas tambahan di New Kuta Golf, Bali. IPO perusahaan dilakukan pada 8 Juli 2024 dengan total saham terdaftar sebanyak 19,48 miliar saham.
4. PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MAPB)
PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) adalah anggota dari MAP Group yang mengkhususkan diri dalam ritel makanan dan minuman dengan fokus pada merek internasional seperti Starbucks, Burger King, Pizza Express, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery, Godiva, dan Genki Sushi. Didirikan pada tahun 2013, perusahaan ini mengoperasikan lebih dari 550 toko di 37 kota di seluruh Indonesia dan memiliki empat anak perusahaan. Berkantor pusat di Sahid Sudirman Center, Jakarta, MAPB terdaftar di pasar modal sejak IPO pada 21 Juni 2017 dengan total 2,17 miliar saham. Pada kuartal pertama 2024, perusahaan mencatat penghasilan sebesar 787.631 juta IDR namun mengalami kerugian bersih sebesar 22.234 juta IDR.
5. PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT)
PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) adalah perusahaan real estate yang didirikan pada tahun 1975 oleh Bapak Darmadi, dan memulai operasi komersialnya pada tahun 1977. Terdaftar di pasar modal sejak IPO pada 12 Januari 1998 dengan total 536 juta saham, JSPT dikenal karena kontribusinya dalam pembangunan kawasan bisnis komersial di Thamrin dan Rasuna Said serta pengembangan perumahan di Puri, Permata Hijau, dan resor di Bali. Keberhasilannya dalam sektor real estate telah menjalin kemitraan internasional dengan perusahaan besar seperti Mandarin Oriental, Hyatt International, Accor Asia Pacific, Itochu Corporation, Shimizu, Tokyu Land Corporation, dan Nomura. Pada kuartal pertama 2024, JSPT mencatat penghasilan sebesar 440.681 juta IDR, namun mengalami kerugian bersih sebesar 10.577 juta IDR.
6. PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK)
PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK), atau dikenal sebagai Champ Group, adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 2010 di Jakarta dan berfokus pada industri makanan dan minuman. Dengan enam merek restoran terkemuka Raa Cha (suki dan barbecue), Gokana (makanan Jepang), BMK atau Bakso Malang Karapitan (makanan Indonesia), Platinum dan Platinum Grill (makanan Barat dan Fusion), Chopstix (makanan Asia), serta Monsieur Spoon (toko roti dan kafe). Hingga Tahun 2021 Champ Group telah berkembang pesat dalam mengelola 276 gerai di wilayah Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Terdaftar di pasar modal sejak IPO pada 8 Februari 2022 dengan total 2,16 miliar saham, perusahaan mencatat penghasilan sebesar 397.459 juta IDR dan keuntungan bersih sebesar 15.463 juta IDR pada kuartal pertama 2024.
7. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST)
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) adalah operator tunggal gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia, yang memulai operasionalnya pada tahun 1979 dengan pembukaan gerai pertama di Jakarta. Didirikan pada tahun 1978, perusahaan ini memperoleh kepemilikan mayoritas oleh Grup Salim pada tahun 1990 dan melantai di bursa saham pada tahun 1993. Dengan 22,3 juta saham terdaftar di pasar modal, FAST mengalami penghasilan sebesar 1.178.609 juta IDR pada kuartal pertama 2024, meskipun mencatatkan kerugian bersih sebesar 196.211 juta IDR. Sebelumnya, perusahaan telah memberikan dividen final dengan nilai tertinggi mencapai 32,00 IDR per lembar pada tahun 2018.
8. PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ)
PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ), yang dikenal dengan nama CGV Cinemas, didirikan pada tahun 2004 sebagai hasil kemitraan dengan CJ CGV dari Korea Selatan. Perusahaan ini meluncurkan bioskop pertamanya di Paris Van Java Bandung pada tahun 2006 dan kini memiliki 50 lokasi dengan total 314 layar di 23 kota di Indonesia. CGV Cinemas dikenal dengan pengalaman menonton yang canggih, termasuk teknologi 3D, 4DX, Screen X, SphereX, dan Dolby Atmos, yang disediakan melalui berbagai kelas auditorium. Sejak IPO pada 10 April 2014, perusahaan mencatatkan penghasilan sebesar 352.506 juta IDR dan keuntungan bersih sebesar 18.717 juta IDR pada kuartal kedua 2024, dengan 337,6 juta saham terdaftar di pasar modal.
9. PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO)
PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO), dikenal juga sebagai Nusantara Property, adalah perusahaan pengembang dan operator properti yang berbasis di Seminyak, Bali. Didirikan pada tahun 2016, perusahaan ini mengoperasikan beberapa properti melalui dua anak perusahaan: Nusantara Jaya Realti (NJR), yang mengelola Luna 2 Hotel, The Villa Seri, dan Mangosteen Hotel di Bali, serta Nusantara Mandala Prima (NMP), yang mengelola Takabonerate Resort di Sulawesi Selatan, Maratua Beach Resort di Kalimantan Timur, dan Surfer Paradise Resort Bali. Sejak IPO pada 18 Januari 2019, perusahaan memiliki 8 miliar saham yang terdaftar di pasar modal. Pada kuartal pertama 2024, PT Surya Permata Andalan mencatatkan penghasilan sebesar 3.899 juta IDR, namun mengalami kerugian bersih sebesar 570 juta IDR.
10. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)
PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) didirikan pada bulan Desember 2000 dan merupakan pengembang properti yang fokus pada hotel dan resor ramah lingkungan. Sebagai perusahaan induk, BUVA mengelola berbagai properti melalui anak usahanya, termasuk Alila Ubud Resort, Alila Villas Uluwatu, Alila Manggis Resort Bali, Alila SCBD Hotel, The Cliff – Alila Villas Uluwatu, Alila Villas Bintan, Alila Tarabitan Manado, dan Alila Borobudur di berbagai lokasi di Indonesia. Perusahaan ini melakukan IPO pada 12 Juli 2010 dan memiliki 2,8 miliar saham yang terdaftar di pasar modal. Pada kuartal pertama 2024, PT Bukit Uluwatu Villa mencatat penghasilan sebesar 65.345 juta IDR, namun mengalami kerugian bersih sebesar 10.768 juta IDR.
11. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang real estat dan industri pariwisata, didirikan pada 10 Juli 1992. Sebagai pionir pengembang kompleks tepi laut terbesar di Indonesia, PJAA telah memperkuat struktur permodalan dan melakukan rebranding serta revitalisasi unit bisnisnya pada tahun 2005 dan 2006. Pada tahun 2012, perusahaan membangun Ecovention, ruang serbaguna yang digunakan untuk konferensi, hiburan, dan pameran. PJAA melakukan IPO pada 2 Juli 2004, dan saat ini memiliki 800 juta saham yang terdaftar di pasar modal. Untuk tahun buku 2023, PJAA membagikan dividen sebesar 32,00 IDR per lembar saham dengan tanggal pembayaran pada 28 Maret 2024. Pada kuartal pertama 2024, perusahaan mencatat penghasilan sebesar 255.650 juta IDR dan keuntungan bersih sebesar 13.020 juta IDR.
Daftar Saham Sektor Pariwisata
- PT. Arthavest Tbk (ARTA)
- PT. Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID)
- PT. Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD)
- PT. Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA)
- PT. Sarimelati Kencana Tbk (PZZA)
- PT. Pakuan Tbk (UANG)
- PT. Panorama Sentrawisata Tbk (PANR)
- PT. Eastparc Hotel Tbk (EAST)
- PT. Bayu Buana Tbk (BAYU)
- PT. Citra Putra Realty Tbk (CLAY)
- PT. Satria Mega Kencana Tbk (SOTS)
- PT. Esta Multi Usaha Tbk (ESTA)
- PT. Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ)
- PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP)
- PT. Sunter Lakeside Hotel Tbk (SNLK)
- PT. Red Planet Indonesia Tbk (PSKT)
- PT. Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES)
- PT. Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
- PT. Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY)
- PT. Puri Sentul Permai Tbk (KDTN)
- PT. Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE)
- PT. Menteng Heritage Realty Tbk (HRME)
- PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI)
- PT. Andalan Perkasa Abadi Tbk (NASA)
- PT. Hotel Fitra International Tbk (FITT)
- PT. Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM)
- PT. Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI)
- PT. Anugerah Kagum Karya Utama Tbk (AKKU)
- PT. Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK)
- PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI)
- PT. Griptha Putra Persada Tbk (GRPH)
- PT. Planet Properindo Jaya Tbk (PLAN)
Investasi Bersama Alphainvestasi
Sektor pariwisata, yang kini bangkit kembali dari dampak pandemi, menawarkan peluang investasi yang menggiurkan. Dengan tren perjalanan dan liburan yang kembali meningkat, saham-saham dalam industri ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan. Dari perusahaan hotel dan resort hingga operator bioskop dan restoran, berbagai entitas di sektor ini menyediakan opsi menarik bagi investor. Memahami kinerja dan prospek perusahaan-perusahaan ini dapat membantu dalam membuat keputusan investasi yang strategis, memanfaatkan momentum pemulihan pariwisata untuk mencapai hasil yang optimal.Temukan peluang investasi di sektor pariwisata bersama Alphainvestasi. Kunjungi AlphaInvestasi untuk informasi lebih lanjut dan mulailah perjalanan investasi Anda dengan dukungan profesional dari kami.