Apabila dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, harga saham cenderung lebih mudah berubah. Sebagai contoh, harga instrumen ini bisa jadi dijual Rp1.000 per lembar suatu hari, namun harganya bisa turun hingga Rp950 per lembar di bulan depan. Hal ini pula yang membuat saham lebih cocok untuk investasi jangka panjang, alih-alih untuk jangka pendek. Trader atau investor saham yang ingin sukses harus mengetahui penyebab penurunan harga instrumen ini. Tujuannya adalah supaya mereka bisa mengambil keputusan yang tepat di waktu yang tepat pula, sehingga mendapatkan keuntungan maksimum. Lantas, apa saja faktor yang bisa mempengaruhi perubahan harga saham? Simak ulasannya berikut ini:
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah hal-hal di luar kontrol perusahaan yang bisa mempengaruhi kinerja saham perusahaan tersebut. Di antaranya adalah:
1. Kondisi Industri
Harga saham bisa berubah seiring dengan perubahan kondisi industri. Misalnya, pada tahun 2021-2022 lalu harga saham pertambangan cenderung naik karena kenaikan harga komoditas dunia. Hal-hal seperti ini umumnya tidak bisa diperkirakan, oleh sebab itu penting bagi seorang investor saham untuk terus update berita perekonomian dan bisnis dunia.
2. Kondisi Ekonomi Makro
Banyak ahli ekonomi dunia yang menganalisis dampak perubahan variabel ekonomi makro, seperti inflasi, suku bunga acuan dan pertumbuhan ekonomi terhadap perubahan harga instrumen pasar modal, termasuk saham. Hasil analisis di berbagai negara setiap tahunnya bisa jadi berbeda, namun umumnya kenaikan pertumbuhan ekonomi biasanya diikuti dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan, begitu pula sebaliknya.
3. Kondisi Sosial Politik
Meskipun tidak secara langsung berpengaruh terhadap kondisi ekonomi makro dan mikro, namun kondisi sosial politik juga memegang peranan penting dalam perubahan harga saham sebuah perusahaan. Sederhananya, apabila kondisi sosial politik di sebuah negara aman dan damai, maka harga saham gabungan bisa naik karena perusahaan dapat beroperasi dengan lancar. Sebaliknya, jika kondisi sosial politik sedang gonjang ganjing, maka investor cenderung akan menunggu sebelum membeli saham. Akibatnya, harga saham cenderung mengalami fase penurunan karena lebih sepi permintaan.
4. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah adalah salah satu stakeholder penting bagi perusahaan, karena kebijakan apapun yang dikeluarkan oleh lembaga ini dapat mempengaruhi keuangan perusahaan. Misalnya, kebijakan larangan ekspor produk-produk CPO yang bisa saja merugikan emiten perkebunan sawit. Contoh lainnya adalah kebijakan terkait lelang tender proyek infrastruktur yang bisa membuat emiten konstruksi berlomba-lomba untuk memenangkan proyek.
5. Sentimen Terhadap Perusahaan
Salah satu tantangan menjadi perusahaan publik adalah gerak-gerik emiten akan selalu diawasi oleh masyarakat melalui lensa media. Apapun kebijakan bisnis perusahaan atau bahkan skandal yang menimpa petinggi perusahaan cepat atau lambat dapat mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan tersebut. Sentimen seperti ini adalah ujian kepercayaan publik terhadap perusahaan. Bukan tidak mungkin jika kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan menipis, harga saham perusahaan tersebut akan mengalami bearish trend berkepanjangan.
6. Manipulasi Pasar
Investor yang ingin sukses di pasar saham juga harus hati-hati dengan manipulasi pasar. Tindakan manipulasi pasar ini bisa terjadi dengan berbagai cara, mulai dari menyebarkan berita hoax supaya harga saham naik atau turun, praktik insider trading dan pump and dump dan lain sebagainya. Agar tidak termakan oleh manipulasi ini, pastikan kamu mengecek ulang kondisi fundamental perusahaan.
7. Force Majeure
Force majeure adalah faktor eksternal lain yang bisa mempengaruhi harga saham dan benar-benar tidak bisa dikontrol oleh perusahaan. Tidak jarang, faktor ini juga menyebabkan perubahan drastis pada kondisi industri dan ekonomi makro masyarakat. Misalnya, pandemi covid19, perang Rusia-Ukraina dan lain sebagainya. Pada dasarnya Faktor ini tidak bisa diprediksi dan investor hanya bisa memperkirakannya dengan membaca berita, hasil analisis tim ahli dan analisis terhadap harga saham perusahaan.
Faktor Internal
Faktor internal adalah berbagai faktor dari kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi kinerja atau harga saham di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kondisi Keuangan Perusahaan
Kondisi keuangan perusahaan adalah faktor penting yang harus dianalisis oleh investor. Hal ini karena kondisi keuangan perusahaan berkaitan langsung dengan keberlangsungan bisnis perusahaan kedepannya. Maka dari itu, tidak heran kalau harga saham sebuah perusahaan cenderung naik setelah perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan dengan kinerja yang baik. Selain itu, biasanya fase kenaikan harga saham di akhir tahun disebut dengan window dressing. Faktor keuangan tidak hanya dilihat dari pendapatan dan laba di laporan laba rugi saja, melainkan juga harus dilihat dari berbagai indikator keuangan. Berbagai indikator keuangan ini bermanfaat untuk memberikan diagnosis apakah kondisi keuangan perusahaan tersebut sedang sehat atau tidak. Misalnya rasio perbandingan aset lancar dengan utang jangka pendek untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek mereka.
2. Kebijakan Bisnis Perusahaan
Kebijakan bisnis perusahaan, atau aksi korporasi (corporate action) juga bisa mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Sebab kebijakan ini memperlihatkan arah bisnis perusahaan kedepannya. Ada banyak aksi korporasi yang bisa dilakukan oleh perusahaan, misalnya menambah kapasitas produksi, meningkatkan penggunaan energi terbarukan, penerbitan saham baru menggunakan mekanisme HMETD, mengakuisisi atau merger dengan perusahaan lain, buyback saham dan lain sebagainya.
Bagaimana kebijakan ini bisa mempengaruhi harga saham?
Sebagai contoh, perusahaan memutuskan untuk meningkatkan nominal dividen yang dibagikan tahun ini. Kebijakan ini dapat mengundang investor untuk membeli saham perusahaan tersebut lebih banyak lagi. Ketika permintaan sebuah saham naik, maka harganya juga akan naik (hukum permintaan dan penawaran).
3. Proyeksi Kinerja Perusahaan di Masa Depan
Seorang investor saham jangka panjang penting untuk bisa memperkirakan kinerja saham sebuah perusahaan di masa depan. Hal ini karena dia tidak hanya memiliki saham perusahaan tersebut untuk satu atau dua tahun saja, tetapi 5 sampai 10 tahun mendatang atau menggunakannya untuk trading for living. Jika kamu tertarik untuk melakukan hal ini, terdapat dua cara yang bisa kamu lakukan bersamaan.
Cara pertama adalah dengan menganalisis kondisi keuangan dan bisnis saham incaran kamu selama beberapa tahun untuk mengetahui bagaimana perusahaan tersebut bertumbuh dan menghadapi perubahan kondisi ekonomi dan sosial politik.
Cara yang kedua adalah dengan terus membaca hasil analisis dan penelitian yang dilakukan oleh tim ahli. Hasil analisis ini sedikit banyak akan memberikan masukan kepada kamu mengenai kondisi ekonomi dan keuangan perusahaan terkait.
Faktor internal dan eksternal di atas bisa jadi tidak terjadi satu per satu, tetapi terjadi secara simultan (bersamaan). Oleh sebab itu, kesalahan dalam analisis perkiraan harga saham adalah hal yang wajar, namun tetap bisa ditekan dengan terus membaca berita mengenai saham dan berlatih trading serta investasi.
Baca juga: Contoh & Cara Analisis Fundamental Saham
Nah, sekarang kamu sudah lebih mengetahui mengenai apa saja faktor yang mempengaruhi harga saham. Yuk, giat dalam berinvestasi saham untuk masa depanmu!
Baca juga: Beberapa Jenis Saham yang Perlu Diketahui Sebelu Mulai Investasi